Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Secara umum semen memiliki 4 unsur utama dalam senyawa penyusunnya yaitu:
a. Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
b. Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
c. Trikalsium aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
d. Tetrakalsium aluminofert (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3
C3S dan C2S merupakan senyawa yang paling dominan dalam semen dan memberikan sifat semen. Bila terkena air, C3S akan langsung terhidrasi, dan menghasilkan panas.
Sedangkan C2S berekasi dengan air lebih lambat sehingga hanya berpengaru terhadap pengerasan semen setelah berumur lebih dari 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. C2S juga membuat semen taahan terhadap serangan kimia(chemiclattack) dan juga mengurangi besar susutan pengeringan.
Unsur C3A (unsur ketiga) berhidrasi secara exothermic dan bereaksi sangat cepat memberikan kekuatan setelah 24 jam.
Unsur yang keempat yaitu C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan semen. Kandungan besi yang sedikit dalam semen putih akan memberikan kandungan C4AF yang sedikit dalam semen, sehingga kualitas semen akan bertambah dari segi kekuatannya.
0 comments:
Post a Comment