Thursday, 2 December 2021

Karakteristik siswa SMA

 Pada umumnya siswa SMA adalah anak-anak yang sudah memasuki masa remaja. Menurut Hurlock dalam Izzaty (2008: 124) awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja pada usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun. Usia remaja menjadi periode yang penting dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan masa remaja adalah peralihan masa kanak-kanak ke-masa dewasa. Pada masa inilah anak akan mempelajari pola fikir dan sikap baru untuk membentuk jati dirinya menuju dewasa.


Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut (Masganti, 2012: 202). Perubahan-perubahan tersebut meliputi:

DimensiBiologis

Masa remaja merupakan masa dimana anak sudah mulai memasuki masa pubertas yang ditandai dengan perubahan-perubahan hormon. Perubahant ditandai dengan perubahan fisik yamg terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.


DimensiKognitif

Pada dimensi kognitif, para remaja idealnya sudah mulai berpola fikir sendiri dalam memecahkan masalah-masalah yang mulai dihadapinya. Masalah yang dihadapi oleh remaja biasanya sudah mulai sangat kompleks dan abstrak. Masa remaja secara kemampuan berfikir sudah mulai berkembang untuk mencari banyak alternatif dalam pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Namun pada kenyataannya, dalam perkembangan kognitif operasional formal ini masih sangat banyak remaja yang belum mampu sepenuhnya mencapai dalam tahapini.


DimensiMoral

Dimensi moral pada remaja ini dalam kemampuan berpikirnya sudah mulai berkembang karena mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Remaja sudah mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan dengan kenyataan yang terjadi disekitarnya. Menurut Kholberg (1999) dalam Masganti (2012: 216) kondisi seperti inilah yang seringkali mendasari sikap pemberontakan remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterimabulat-bulat.


DimensiSosial-Emosional

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak yang membuat suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson dalam Masganti (2012: 206) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan suasana hati yang sangat cepat pada para Remaja remajasa disebabkan karena banyaknya tekanan yang dihadapinya.


DimensiAgama

Pola perubahan minat beragama pada remaja menurut Hurlock dalam Masganti (2012: 208) dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode yaitu: periode kesadaran religious, periode keraguan religious, periode rekonstruksi religius. Usia remaja adalah usia dimana mereka sudah mulai mempertanyakan tentang kepercayaannya kepada agama. Pada saat inilah mereka mungkin akan membandingkan keyakinan agamanya dengan keyakinan agama lainnya. Remaja akan mulai banyak melakukan proses pencarian jati dirinya dengan tuhan. Namun, kondisi ini remaja juga akan rentan dengan banyaknya keyakinan yangberbeda-beda.


Berdasarkan penjelasan dimensi perubahan yang terjadi pada remaja, maka masa remaja adalah masa dimana rasa ingin tahunya sangat besar. Remaja sangat rentan muncul prilaku-prilaku yang tidak ingin diharapkan.  Oleh karena itu, siswa SMA harus banyak diberikan arahan dan bimbingan untuk menentukan jalan hidupnya. Peranan guru dan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan yang terjadi pada siswa SMA yang sudah memasuki masa remaja. Hal ini juga berlaku pada segala kondisi yang terjadi pada saat ini. Kondisi pandemi Covid-19 tentunya membuat remaja akan mendapat tekanan psikologis dalam melakukan pembelajarandaring.


Karakteristik siswa dapat digunakan sebagai pijakan pembelajaran untuk menentukan strategi dan metode dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Degeng (1998) dalam Budiningsih (2011: 163) bahwa keefektifan dalam belajar dapat ditentukan dari interaksi antara pengorganisasian pembelajaran dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, dalam pandemi Covid-19 penentuan strategi dan metode pembelajaran harus kembali dipikirkan. Perlu adanya pembaharuan terhadap metode yang menggunakan platform dalam pembelajaran daring. 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment