Friday, 24 December 2021

Proses bersama ari ersandi

 PROSES BERSAMA BANG ARI ERSANDI


Saya bingung harus apa saja yang saya tulis ketika menjelaskan proses bersama bang ari ersandi. Banyak sekali yang sebenarnya yang bisa diungkapkan selama berproses sama beliau. tapi memang keterbatasan saya yang jarang menulis dan tidak bisa memikirkan kata-kata yang dapat menjelaskan selama berproses sama bang ari. Pada intinya saya sangat senang bisa berproses sama beliau. beliau orang pertama yang saya sebut ketika ada yang bertanya siapa idola penarimu? Jelas saya langsung menjawab bang ari ersandi. Gimana rasanya bisa diajak proses sama idola sendiri? Yang pasti saya tidak bisa menjelaskan deskripsinya , pada intinya senang. Namun senang itu selalu diiringi rasa saya dengan pertanyaan kepada diri sendiri mampu tidak saya bertanggung jawab karena beliau mengajak saya berproses. 

Pertanyaan kepada diri saya sendiri yang selalu bertanya “kok bisa saya menari?”. Tidak ada niat atau cita-cita saya masuk kedunia ini sebelumnya, semua mengalir saja sehingga saya diposisi saat ini. Sebelumnya saya tidak tahu apa itu TARI? Kenapa orang harus TARI? Kenapa saya menari? Yang saya ketahui sebelumnya tari itu yang penting gerak. Setelah berjalannya waktu, mengikuti proses, menonton, berdiskusi saya mulai memahami tari itu tidak hanya sekedar gerak namun ada makna dibalik itu. Namun timbul lagi pertanyaan saya apa itu makna?. Sehingga mulai saya dengan mencari tentang makna. Sampai akhirnya saya mulai mempertanyakan kenapa tari harus ada maknanya? Ini pernah saya lontarkan kepada teman diskusi saya. 

Bagaimana seorang dapat menjelaskan maknanya kedalam visual gerak tarinya. Karena sebelumnya saya berfikir ketika saya melihat pertunjukan tari saya selalu akan mencari apa yang ingin disampaikan dari karya tari dipertunjukkan tersebut. Saya selalu kesulitan bagaimana mencari makna dari karya tari yang tercipta bukan hanya sekedar gerak saja. Mungkin karena keterbatasan pengalaman dan wawasan tari saya yang masih kurang. Tapi hal tersebut yang membuat pertanyaan lagi, lalu bagaimana orang awam dapat menikmati dan mencari makna dalam sebuah karya. Belum lagi permasalahan dimana subyektifitas orang ketika memaknai sebuah karya tari. Bukankah karya tari itu ingin menyampaikan sesuatu kepada penonton. Dengan kondisi banyak penonton yang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda mampukah penari menyampaikan makna dibalik gerak yang dilakukan. Lantas bagaimana saya yang saat ini masuk kedunia tari ketika ingin menari. Pertanyaan-peratanyaan yang muncul terkadang membuat ragu kenapa masuk kedunia tari.

Saya masih kebingungan bagaimana saya bergerak namun mampu menyampaikan sesuatu. Bagaimana gerak yang saya lakukan bisa membentuk komposisi yang indah dan sampai kepada penonton.  Sebenarnya banyak lagi pertanyaan saya terhadap dunia tari ini. Belum lagi tentang karya tari yang biasa disebut kontemporer. Sehingga berbagai pertanyaan yang muncul tersebut membuat saya masih kebingungan apa sebenarnya yang dimaksud dengan tari. Hal tersebut membuat saya terkadang takut tapi semoga masih ingin mencari dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Pada akhirnya dari segala pertanyaan dan proses saya masuk didalam dunia tari ini diajak oleh bang ari ersandi dalam berproses. Sebenarnya bukan pada akhirnya, tapi setelah proses ini memunculkan tanggung jawab baru. Banyak bekal, ilmu, pengalaman yang diberikan oleh bang ari. Sehingga muncul mampukah saya saat ini melakukan itu.

Pertama kali bertemu dengan bang ari ersandi saya merasa ada kekaguman dengan pandangan beliau dan bagaimana proses beliau di dunia tari. Dengan pemikiran beliau dan terkadang saya lontarkan pernyataan kepada teman diskusi saya “pemikiran beliau tidak bisa ditebak ya?”,”dancok kok iso?”,”dancokk angel, beratttt’ tapi dalam konteks bercanda, hehe. Karena ada banyak hal yang membuka wawasan saya terhadap dunia tari. Ternyata tari bukan hanya sebatas gerak lalu dipertunjukkan kepada penonton. Lebih dari itu ternyata tari mengajarkan bagaimana untuk hidup. Sepertinya baru kali pertama ini saya mengikuti proses bagaimana tari itu mampu mengajarkan banyak hal. Dengan proses yang diberikan bang selalu ada hal baru yang dapat diambil. Setiap hari berbeda, setiap hari baru lagi, dan ditambah lagi ketubuhan beliau luar biasa. Setiap pertemuan selalu muncul rasa apa bisa saya bisa bertangung jawab sama yang telah diberikan pertemuan sebelumnya, karena ternyata pertemuan baru selalu muncul hal baru lagi. Tapi itu terasa asik

Mulai dari proses karya linimasa dengan bentuk gerak yang baru bagiku dan ketubuhan yang saya miliki masih jauh dan baru bagiku. Bagaimana bentuk metode setiap hari yang diberikan yang ternyata bisa aku maknai dan terasa bermanfaat bagi kehidupan. Bagaimana saya diajarkan konsep letak-meletakkan, 5 jari, kesadaran ruang, direct & indirect, rilis, mendengarkan, tanggung jawab, apa itu tari, melihat, mengamati, memberi dan menerima, angka 1 sampai 8, TARI, mengajarkan mengeluarkan pendapat dan banyak lagi. Belum lagi dari setiap poin dapat poin yang lebih banyak lagi. Saya merasa terhanyut dan menikmati apa yang beliau berikan dan katakan. Bagaimana beliau selalu mengajak dan tidak memaksakan, selalu mengembalikan kepada kami, selalu mempercayakan kepada kami, dan kegelisahan dan pertanyaan beliau yang membuat saya selalu sepakat. Entah kenapa banyak hal yang diberikan bang ari adalah sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama ini. Ternyata bukan hanya dalam konteks tari, ternyata tari mengajarkan hal lain. Tapi semua hal yang diberikan bang ari muncul ada rasa takut untuk membuat salah dan kembali lagi kepada rasa tanggung jawab, .apalagi saya tidak selalu on time datang latihan tapi berusaha mengusahakan Tetapi belia selalu punya caranya untuk bilang gak ada yang salah dan benar.

Setelah proses linimasa mulailah dengan proses menuju karya sepanggung yang setiap kali latihan berubah, setiap kali latihan ada hal baru, setiap kali latihan selalu akan berubah apa yang akan dibicarakan dan setiap kali latihan terasa seperti pentas. Tapi itu terasa asik, yaa memang asik karena sejenak saya bisa menerapkan ilmu letak meletakkan dimana ketika saya latihan saya meletakkan sejenak diri saya dan menikmati proses latihan untuk menari. Semua selalu punya muatan apalagi setiap kali latihan ada hal yang selalu didiskusikan. Sangat banyak hal yang bisa dibicarakan melalui tari, mulai dari sepasang kura-kura, magenta, sosial media. bahkan memaknai apa itu tari sendiri. beliau membawa kami untuk menemukan sendiri apa yang beliau berikan, bahkan memaknai tari dengan versi kami sendiri. sampai pada akhirnya karena banyak hal yang ingin dibicarakan proses karya sepanggung masuk kepada proses mendengarkan. Suatu hal yang ringan untuk dibicarakan namun ini dalam dan sangat berat. Bagiku mendengarkan bukan sesuatu hal yang kecil dan ringan untuk dibicarakan karena sesuatu yang kecil dan berulang-ulang lama-kelamaan akan menjadi hal besar.

Pada proses karya mendengarkan ada banyak hal yang dapat saya maknai, bukan hanya dalam hal tari namun untuk hidup. mendengarkan orang lain, hati, pikiran, ego, tubuh, ruang dan apapun yang bisa didengarkan. Bang ari ersandi selalu bilang mendengarkan lewat mata dan melihat melalui telinga. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut, namun itu terasa berat yang jelas mendengarkan adalah proses dimana kita memproses sesuatu dan menerima dengan nurani kita sebagai manusia. Ternyata belajar mendengarkan sangat berat. Sampai pada akhirnya dari proses mendengarkan yang selalu berbeda muatan setiap pertemuan pada karya sepanggung kami akan membicarakan dari proses mendengar dengan judul 1+1=8. Pertama kali dengar judul yang terlintas dipikiranku adalah ketidaksepakatan, kenapa angka 8. Angka yang diberikan oleh bang ari untuk mencari apa maknanya. Dari ketidaksepakatan dari seorang individu maka harus dibarengi dengan sebuah tanggung jawab untuk memberikan alasannya. Angka 8 merupakan angka yang erat hubungannya dengan tari. Jika angka satu adalah suatu bilangan yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk bilangan lain itu sama halnya dengan individu yang sebagai penari itu sendiri. pada akhirnya saya memaknai jika 1+1 sebagai individu tari maka individu tersebut akan membentuk angka 8 dan dibarengi dengan rasa tanggung jawab. Saya tidak tahu ini benar atau salah. Dari semua proses yang telah diberikan oleh bang ari pada akhirnya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab secara horizontality maupun verticality. Dan seperti angka 8 itu sendiri yang tidak pernah terputus, tanggung jawab tari juga tidak akan terus bersambung dan berjalan.

Ternyata jawaban dari pertanyaan apa itu tari bagiku sangat berat, karena yang jelas itu butuh proses lagi dan tidak berhenti. Mempunyai muatan tanggung jawab yang besar. Setelah melaksanakan pementasan 1+1=8 ada hal dimana aku mendengarkan sesuatu yang belum mampu aku lakukan dan itu menamparku. Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kita lakukan, berbicara, apa yang telah didengarkan dan bahkan pada tari itu sendiri. rasanya seperti tertampar ketika memang ketika kita menari dan tidak mampu bertanggung jawab apa yang telah dibicarakan. Karena bicara, mendengarkan, dan bertanggung jawab itu tidak mudah ternyata. 

Walaupun berat selalu namun itu harus dilakukan dengan rasa bahagia. Seperti halnya yang dikatakan bang ari udah gak kaya tapi gak bahagia lagi. Saya merasa bahagia telah diajak berproses sama bang ari. Bahagia seperti ketika harus mendengarkan usia saya diumur 10 tahu dimana terasa ringan, tanpa beban dan bahagia. Walaupun bahagia itu disertai dengan tanggung jawab yang besar dengan segala apa yang telah aku dengarkan. mencari makna kembali apa yang dimaksud dengan tari, apa itu tari, kenapa orang menari. Tapi Semua hal yang dapatkan semoga bisa sama seperti angka 8 yang tidak pernah terputus dan mampu menemukan semua hal yang berkaitan dengan tari. Walaupun ada rasa takut, bingung untuk memutuskan sesuatu. Tapi dari seluruh proses saya mau bilang luar biasa bang. Diusia saya sepuluh tahun saya tidak pernah memikirkan akan menjadi penari. Mohon maaf jika terlalu panjang, sebenarnya saya bingung apa yang akan saya tulis karena ada banyak hal yang didapatkan tapi saya belum mampu menulis, berbicara, dan bertanggung jawab dengan baik. Semoga bisa berproses lagi bang, saya tidak tahu kemarin dari karya 1+1=8 sampai atau tidak, saya sebagai penari berhasil atau tidak, tapi seperti karya kak susan proses bersama bang ari ini untuk aku dan mantaabb..

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment