Pada saat ini dunia pendidikan sedang dihadapkan dengan permasalahan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pembelajaran dilakukan dalam jaringan. Pembelajaran dalam jaringan di Indonesia biasa dikenal dengan istilah pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung antara pengajar dan subjek belajar tidak bertatap muka secara langsung (Pohan, 2020: 2). Secara teknis, kondisi pembelajaran daring ini mengakibatkan berbagai permasalahan, bukan hanya permasalahan pada guru namun sampai dengan permasalahan yang harus dihadapi siswa.
Permasalahan dalam pembelajaran daring tersebut terkait dengan masalah teknis yang dialami oleh siswa. Banyak siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring secara maksimal, karena kebutuhan pembelajaran yang mengharuskan tidak bertatap muka. Oleh karena itu, platform dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berlangsung. Platformmerupakanr perpaduan kerja antara perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar (Febriyanti & Sundari, 2020: 20). Sehingga dari kebutuhan platform tersebut dibutuhkan smartphone yang menjadi fasilitas utama untuk digunakan dalam mengikuti proses pembelajaran daring. Fasilitas tersebut harus memadai agar dapat menyimpan beberapa data aplikasi atau platform yang digunakan.
Pembelajaran yang membutuhkan beberapa platform salah satunya adalah mata pelajaran seni budaya. Namun, penggunaan dari beberapa platform dalam satu mata pelajaran seni budaya yang digunakan ketika pembelajaran daring tentunya membuat siswa harus membuka dan menutup satu platform pembelajaran ke platform yang lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan solusi untuk mengembangkan platform yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya tersebut ke dalam satu aplikasi. Sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran seni budaya dengan lebih praktis hanya dengan mengakses satu aplikasisaja.
Berdasarkan hasil observasi permasalahan pembelajaran daring lain diantaranya masih banyak siswa yang terkendala jaringan internet, smartphone android dan laptop sebagai media utama pembelajaran daring. Sedangkan dalam pelaksanaannya pembelajaran daring yang diberikan oleh guru masih berorientasi pada sistem pembelajaran penugasan. Sehingga kebutuhan penggunaan smartphone menjadi kebutuhan yang sangat penting dimiliki siswa. Kapasitas RAM (Random Access Memory) dan memori dari smartphone juga harus memadai untuk menyimpan data-data yang digunakan dalam pembelajaran, seperti aplikasi belajar dan filepenugasan.
RAM atau Random Access Memory adalah memori yang digunakan untuk menyimpan data, informasi dan program pengolah yang berfungsi untuk menyimpan program yang diolah sementara waktu (Juniansyah & Mesterjon, 2016: 33). RAM pada smartphone biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan data aplikasi atau penyimpanan data utama. Semakin besar
ruang penyimpanan dari RAM akan membuat kinerja dari smartphone akan lebih baik. Namun jika ruang penyimpanan RAM sudah penuh atau kurang memadai, hal ini akan menghambat kinerja dari semua aplikasi yang ada pada smartphone. Oleh karena itu kebutuhan smartphone dengan kapasitas yang memadai menjadi hal yang sangat penting bagi siswa untuk mengikuti pembelajarandaring.
Penggunaan platform yang umumnya digunakan dalam pembelajaran daring diantaranya menggunakan aplikasi seperti zoom, whatsapp, google classroom, google form, bahkan sosial media seperti instagram, facebook, youtube dan lain-lain. Penggunaan semua platform tersebut dalam pembelajaran daring tentunya akan mengakibat kapasitas RAM dan memori smartphone penuh. Kondisi RAM dan memori smartphone yang penuh akan menghambat siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Permasalahan tersebut membutuhkan pembaharuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suryo Hartanto dalam sekapur sirih Pohan (2020: 1) guru dituntut agar selalu tampil aktif, kreatif, interaktif dan dinamis dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
0 comments:
Post a Comment