Thursday, 30 December 2021

Teori belajar behavioristik

 Teori Behavioristik

 Menurut Desmita dalam Nahar 2016 teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

 Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons (Slavin dalam Nahar 2016). Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons Seseorang dianggap telah belajar apabila sesorang tersebut telah mengalami perubahan tingkah laku yang signifikan.

 Prinsip-prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik (King dalam Nahar 2016). Berkaitan dengan proses pembelajaran daring pada saat ini yang dilakukan oleh peneliti yang menekankan siswa untuk melakukan eksplorisasi dalam pembelajaran daring yang bertujuan untuk menggali kreatifitas peserta didik selama melakukan kegiatan pembelajaran seni budaya dari rumah. Hal tersebut dilakukan guna untuk  mencapai hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan pembahasan diatas, sejalan dengan pemahaman konsep teori behavioristik yang berkaitan dengan model pembelajaran project based learning. Dengan demikian dikarenakan dalam model pembelajaran project based learning yang dilakukan secara daring ini, guru yang secara langsung memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik sehingga dalam pembelajaran kali ini diharapkan adanya perubahan tingkah laku yang terjadi kepada peserta didik. Peserta didik mulai diajarkan berpikir kritis untuk mengembangkan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran seni budaya.

 Teori behavioristik ini digunakan untuk melihat hasil perubahan tingkah laku peserta didik dengan adanya stimulus dan respon. Stimulus merupakan rangsangan yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang berupa materi serta motivasi belajar siswa yang diberikan oleh pendidik, sedangkan respon merupakan tanggapan dari siswa atau peserta didik berupa perubahan tingkah laku dari peserta didik. Perubahan tingkah laku yang dimaksud dalam pembelajaran seni budaya yaitu peserta didik mampu membuat suatu  produk atau karya secara mandiri. 

Penilaian siswa terkait pembelajaran daring


Analisis kebutuhan siswa dilakukan untuk mengetahui permasalahan siswa dalam melakukan pembelajaran daring. Permasalahan tersebut terkait penggunaan platform yang digunakan oleh guru. Penggunaan banyaknya platform tersebut berkaitan dengan penggunaan RAM dan memori smartphone yang digunakan oleh siswa. Untuk mengetahui permasalahan tersebut maka dilakukan pembagian angket kepada siswa. angket tersebut berupa pertanyaan terkait permasalahan yang dialami oleh siswa. Sehingga berdasarkan angket yang telah dibagikan dapat dianalisis bagaimana kendala yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Bentuk angket yang dibagikan kepada siswa ini berupa pertanyaan yang disajikan dalam google form. Pertanyaan tersebut tentang bagaimana permasalahan penggunaan platform yang digunakan oleh guru dan terkait RAM dan memori smartphone yang digunakan. Jumlah siswa yang dibagikan angket untuk analisis kebutuhan ini sebanyak 64 siswa. Seluruh siswa dibagikan angket melalui grup whatsapp mata pelajaran seni budaya. Siswa yang dibagikan angket menjawab pertanyaan terkait kendala yang dihadapi ketika pembelajaran daring. Berdasarkan angket yang telah dibagikan, mendapatkan hasil sebagai berikut:


Pertanyaan

Persentase jawaban


1. Apakah pembelajaran daring yang dilakukan banyak menemui kendala

Setuju 82,8%

Tidak setuju 17,8%


2. Apakahjaringan internetyang

kurang memadai menghambat jalannya pembelajarandaring?

Setuju 87,5%

Tidak setuju 12,5%


3. Apakahpenggunaan platform yang digunakan oleh guru sudah tepatuntuk pembelajaran daring?

Setuju 67,2%

Tidak setuju 32,8%


4. Apakah guru menggunakanlebih

dari satu platformpembelajaran?

Setuju 67,2%

Tidak setuju 32,8%


5. Apakah penggunaan banyaknya platform membuat pembelajaran

tidak praktis?

Setuju 71,9%

Tidak setuju 28,1%


6. Apakah penggunaan smartphone dalam pembelajaran daring menjadi kendala yang paling

utama?

Setuju 60,9%

Tidak setuju 38,1%


7. Apakah kapasitas smartphone yang anda gunakan kurang memadai untuk mengikuti

pembelajaran daring?

Setuju 62,5%

Tidak setuju 37,5%


8. Apakah penggunaan banyaknya

platform mempengaruhi kinerja smartphone anda?

Setuju 75%

Tidak setuju25%


9. Apakah kapasitas RAM dan Memori smartphone yang anda miliki mendukung untuk mengakses semua platform pembelajran

Setuju 54,7%

tidak setuju 45,3%


10. Apakah anda setuju jika penggunaan banyaknya platform dikembangkan untuk mengatasik kendalasmartphone?

Setuju 68,8%

Tidak setuju 31,3%


11. Apakah anda setuju jika pembelajaran daring dilakukan hanya menggunakan satu aplikasi

saja?

Setuju 82,8%

Tidak setuju 17,2%


Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada siswa bahwa dalam pembelajaran daring terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Sebanyak 82,8% siswa menjawab bahwa pembelajaran daring yang dilakukan terdapat kendala yang mereka alami. Penggunaan jaringan internet yang menjadi permasalahan yang paling banyak dialami oleh siswa yaitu sebanyak 87,5%. Penggunaan banyaknya platform yang digunakan oleh guru dirasa kurang tepat karena menggunakan lebih dari satu platform pembelajaran. Sebanyak 67,2% menjawab bahwa hal terbut menjadi fokus permasalahan yang dialami oleh siswa.


Terkait dengan banyaknya platform yang digunakan sebanyak 60,8% menjawab bahwa hal tersebut membuat pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak praktis. Karena penggunaan smartphone yang tidak mendukung menjadi permasalahan yang paling utama. Sebanyak 62,5% siswa memiliki kapasitas smartphone yang kurang memadai untuk mengikuti pembelajaran daring yang dilakukan. Penggunaan banyaknya platform dapat mempengaruhi kinerja smartphone yang digunakan. Sebanyak 54,7% siswa memiliki kapasitas RAM dan memori smartphone yang tidak mendukung untuk mengakses platform pembelajaran


Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh siswa bahwa sebanyak 68,8% setuju jika penggunaan banyaknya platform dikembangkan untuk memberikan sebuah solusi. Hasil dari angket yang telah dibagikan sebanyak 82,8% siswa menjawab setuju jika pembelajaran daring dilakukan hanya menggunakan satu aplikasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa diperlukan solusi untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran daring. Solusi tersebut berupa sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk mengatasi kendala yang dialami siswa. Aplikasi tersebut bernama seniku yang dirancang untuk memasukan platform pembelajaran kedalam satu aplikasi saja.

permasalahan pembelajaran daring

 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pada tanggal 2 april 2021 dengan narasumber ibu aline risky oktaviari, M.Pd. selaku guru seni budaya pada salah satu sekolah dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran daring yang dilakukan membutuhkan platform untuk melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh.

Sebelum memulai pembelajaran guru pada umumnya akan melakukan absensi untuk melihat kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran. ketika pembelajaran dilakukan secara daring maka guru membutuhkan sebuah platform untuk melaksanakan absensi secara online. Biasanya dalam melakukan absensi ini guru menggunakan whatsapp dalam melakukan absensi. Ketika pembelajaran akan dimulai maka guru akan mempersilahkan siswa untuk mengirimkan kehadirannya dengan memasukan nama, tanggal, dan kelas mereka. Sehingga melalui cara tersebut guru dapat melihat bagaimana kehadiran siswa sebelum melakukan pembelajaran.

Ketika guru akan melakukan pembelajaran, maka guru akan mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Karena pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh, maka materi yang dipersiapkan oleh guru biasanya berbentuk file yang nantinya akan diberikan. Untuk memberikan materi guru biasanya akan memberikan dalam bentuk power point maupun file materi yang akan dikirimkan kepada siswa. Oleh karena itu, guru membutuhkan platform yang nantinya dapat mempermudah oleh siswa. Platform tersebut biasanya menggunakan google classroom, yang didalamnya terdapat fitur yang dapat digunakan untuk mengunggah materi. Setelah materi telah diunggah maka siswa nantinya dapat melihat atau mengunduh materi tersebut.

Selain kebutuhan materi yang harus diberikan kepada siswa, guru juga membutuhkan sebuah platform untuk pemberian tugas. Pemberian tugas tu dapat juga dilakukan dengan menggunakan google classroom. Namun, google classroom memiliki keterbatasan yang hanya sebagai tempat untuk menggunggah dan melihat materi saja. Sehingga terkadang guru juga menggunakan platform lain seperti google form yang digunakan untuk membuat penyajian soal. Karena google form merupakan sebuah platform yang memiliki fitur untuk membuat soal pilihan ganda, essay, atau quiz yang dapat memudahkan guru untuk memberikan tugas. Selain itu siswa juga dipermudah untuk membuka dan mengisi soal atau tugas yang diberikan olehguru.


Berdasarkan kebutuhan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring tersebut maka penggunaan smartphone menjadi kebutuhan yang utama. Hal ini dikarenakan siswa harus memiliki semua platform yang digunakan guru untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun dalam hal ini guru juga menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki kondisi smartphone yang memadai untuk digunakan dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran tersebut menggunakan platform pembelajaran lebih dari satu platform. Hal tersebut ditambah dengan mata pelajaran yang lain juga menggunakan metode dan penggunaan platform yangsama.


Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut dapat dianalisis bahwa terdapat kendala yang dialami oleh siswa. kendala tersebut berkaitan dengan penggunaan banyaknya platform akan berpengaruh pada kinerja smartphone yang digunakan oleh siswa. hal tersebut dikarenakan siswa harus memiliki kapasitas RAM dan memori yang cukup untuk mengakses semua platform yang digunakan. Selain itu, terdapat ketidakpraktisan dalam melaksanakan pembelajaran yang dikarenakan siswa harus membuka dan menutup satu platform pembelajaran ke-platform yang lainnya. Hal tersebut juga ditambah lagi hampir semua mata pelajaran juga menggunakan metode dan platform yang sama.

Aplikasi quizizz

  Aplikasi Quizizz

Quizizz merupakan aplikasi pendidikan berbasis game yang membawa aktivitas multi pemain ke ruang kelas dan menjadikan pembelajaran dalam kelas lebih menyenangkan dan lebih interaktif Purba (dalam Citra & Rosy, 2020: 263). Aplikasi Quizizz juga merupakan salah satu media pembelajaran yang berbasis online (dapat digunakan jika jaringan internet memadai). Tentunya, dalam setiap media berbasis online yang digunakan pada pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran memiliki daya tarik masing-masing. Pada aplikasi Quizizz sendiri memiliki tampilan yang sangat menarik, hal ini dapat dilihat dari tampilan warna full colour, yang tentunya hal ini menjadi daya tarik tersendiri sehingga mampu membuat semua kalangan menyukai dan pada akhirnya akan dapat memotivasi siswa untuk belajar. 

Pembelajaran untuk generasi saat ini menggunakan Quizizz dapat memberikan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik dan peserta didik juga dapat dengan mudah untuk mengakses aplikasi tersebut. Quizizz dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang barlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif sejak awal (Suigan Noor, 2020: 2). Pada aplikasi Quizizz juga menampilkan hasil dari tiap soal yang sudah dikerjakan melalui tampilan peringkat berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Selain itu, guru dapat dengan mudah mengunduh hasil evaluasi menggunakan aplikasi Quizizz dalam format Excel.

Quizizz juga memiliki kelebihan-kelebihan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi pembelajaran, misalnya terdapat data dan statistik kinerja peserta didik dimana hasilnya bisa menjadi bahan untuk evaluasi tindak lanjut pembelajaran 

(Aini, 2019: 3).

Berikut langkah-langkah pembuatan kuis melalui aplikasi Quizizz menurut 

Agustina & Rusmana, 2019: 5).

1. Masuk ke www.Quizizz.com lalu klik ”Sign Up” 

2. Pilih “sign up with email” atau “sign up with google”.

3. Klik “Teacher” jika ingin login sebagai guru.

4. Masukkan identitas (Username, email, dan password) lalu Continue.

5. Jika sudah masuk, buatlah kuis dengan cara mengklik “create new quiz” pada 

bagian kiri atas. 

6. Akan muncul tampilan Let‟s create a quiz : Masukkan nama kuis, bahasa lalu 

klik “save”.

7. Akan muncul tampilan selanjutnya lalu klik “Create new question”.

8. Masukkan pertanyaan pada kolom “Write your question here” lalu masukkan 

opsi jawaban (jika menggunakan pilihan ganda) pada kolom “Answer option

1, answer option 2, dan seterusnya.

9. Beri centang pada bagian kolom jawaban yang benar, atur durasi pengerjaan 

dalam satu soal, lalu klik “save”.

10. Jika sudah menulis semua kuis, klik “Finish Quiz”.

11. Maka akan muncul tampilan Quiz Detail (atur kelas berapa kuis itu ingin 

ditujukan dan mata pelajaran apa yang digunakan) lalu klik “save details”.

12. Akan muncul tampilan selanjutnya, pilih “Homework” jika ingin digunakan 

sebagai PR dan pilih “Play Live” jika ingin digunakan sebagai mulai sekarang. 

13. Masukkan deadline pengerjaan (atur tanggal dan jam) lalu klik “Procced”.

14. Akan muncul tampilan selanjutnya yaitu kode yang digunakan untuk masuk dalam pengerjaan kuis.


Menurut (Agustina & Rusmana, 2019: 5) cara mengerjakan kuis melalui apliaksi 

Quizizz adalah sebagai berikut.

1. Siswa membuka link https://join.Quizizz.com

2. Siswa memasukkan 6 digit kode yang diberikan oleh guru lalu klik “Proceed” 

3. Siswa memasukkan nama mereka masing-masing lalu klik “Start” 

4. Siswa mengerjakan kuis tersebut dengan waktu setiap soal, misal 20 detik 

(sesuai dengan aturan guru).


Keterangan kuis pada aplikasi Quizizz adalah sebagai berikut (Agustina & 

Rusmana, 2019: 5-6). 

1. Setiap siswa selesai menjawab pertanyaan dengan benar maka akan muncul berapa point yang didapatkan dalam satu soal dan juga mendapat ranking berapa dalam menjawab soal tersebut. 

2. Jika siswa menjawab salah pertanyaan tersebut, maka akan muncul jawaban yang benar/ correct. 

3. Jika selesai mengerjakan kuis, pada akhir kuis akan ada tampilan Review Question untuk melihat kembali jawaban yang kita pilih.

Wednesday, 29 December 2021

About us

 Blog ini berisikan materi-materi yang berkaitan dengan pengalaman perkuliahan. Mulai dari materi untuk makalah, analisis, contoh soal dan lain-lain. 



Contact us



Email : ivansetiawan739@gmail.com

Telepon/WA : 082280933756

Privacy policy

Privacy Policy for Makalahkuivan

At Makalahkuivan, accessible from https://makalahkuivan.blogspot.com, one of our main priorities is the privacy of our visitors. This Privacy Policy document contains types of information that is collected and recorded by Makalahkuivan and how we use it.

If you have additional questions or require more information about our Privacy Policy, do not hesitate to contact us.

Log Files

Makalahkuivan follows a standard procedure of using log files. These files log visitors when they visit websites. All hosting companies do this and a part of hosting services' analytics. The information collected by log files include internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date and time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. These are not linked to any information that is personally identifiable. The purpose of the information is for analyzing trends, administering the site, tracking users' movement on the website, and gathering demographic information. Our Privacy Policy was created with the help of the Privacy Policy Generator.

Cookies and Web Beacons

Like any other website, Makalahkuivan uses 'cookies'. These cookies are used to store information including visitors' preferences, and the pages on the website that the visitor accessed or visited. The information is used to optimize the users' experience by customizing our web page content based on visitors' browser type and/or other information.

For more general information on cookies, please read "Cookies" article from the Privacy Policy Generator.

Google DoubleClick DART Cookie

Google is one of a third-party vendor on our site. It also uses cookies, known as DART cookies, to serve ads to our site visitors based upon their visit to www.website.com and other sites on the internet. However, visitors may choose to decline the use of DART cookies by visiting the Google ad and content network Privacy Policy at the following URL – https://policies.google.com/technologies/ads

Our Advertising Partners

Some of advertisers on our site may use cookies and web beacons. Our advertising partners are listed below. Each of our advertising partners has their own Privacy Policy for their policies on user data. For easier access, we hyperlinked to their Privacy Policies below.

  • Google

    https://policies.google.com/technologies/ads

Privacy Policies

You may consult this list to find the Privacy Policy for each of the advertising partners of Makalahkuivan.

Third-party ad servers or ad networks uses technologies like cookies, JavaScript, or Web Beacons that are used in their respective advertisements and links that appear on Makalahkuivan, which are sent directly to users' browser. They automatically receive your IP address when this occurs. These technologies are used to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on websites that you visit.

Note that Makalahkuivan has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies

Makalahkuivan's Privacy Policy does not apply to other advertisers or websites. Thus, we are advising you to consult the respective Privacy Policies of these third-party ad servers for more detailed information. It may include their practices and instructions about how to opt-out of certain options.

You can choose to disable cookies through your individual browser options. To know more detailed information about cookie management with specific web browsers, it can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?

Children's Information

Another part of our priority is adding protection for children while using the internet. We encourage parents and guardians to observe, participate in, and/or monitor and guide their online activity.

Makalahkuivan does not knowingly collect any Personal Identifiable Information from children under the age of 13. If you think that your child provided this kind of information on our website, we strongly encourage you to contact us immediately and we will do our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only

This Privacy Policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website with regards to the information that they shared and/or collect in Makalahkuivan. This policy is not applicable to any information collected offline or via channels other than this website.

Consent

By using our website, you hereby consent to our Privacy Policy and agree to its Terms and Conditions.

Disclaimer

Disclaimer for Makalahkuivan

If you require any more information or have any questions about our site's disclaimer, please feel free to contact us by email at ivansetiawan739@gmail.com

Disclaimers for Makalahkuivan

All the information on this website - https://makalahkuivan.blogspot.com - is published in good faith and for general information purpose only. Makalahkuivan does not make any warranties about the completeness, reliability and accuracy of this information. Any action you take upon the information you find on this website (Makalahkuivan), is strictly at your own risk. Makalahkuivan will not be liable for any losses and/or damages in connection with the use of our website. Our Disclaimer was generated with the help of the Disclaimer Generator.

From our website, you can visit other websites by following hyperlinks to such external sites. While we strive to provide only quality links to useful and ethical websites, we have no control over the content and nature of these sites. These links to other websites do not imply a recommendation for all the content found on these sites. Site owners and content may change without notice and may occur before we have the opportunity to remove a link which may have gone 'bad'.

Please be also aware that when you leave our website, other sites may have different privacy policies and terms which are beyond our control. Please be sure to check the Privacy Policies of these sites as well as their "Terms of Service" before engaging in any business or uploading any information.

Consent

By using our website, you hereby consent to our disclaimer and agree to its terms.

Update

Should we update, amend or make any changes to this document, those changes will be prominently posted here.

Sitemap


Friday, 24 December 2021

Proses bersama ari ersandi

 PROSES BERSAMA BANG ARI ERSANDI


Saya bingung harus apa saja yang saya tulis ketika menjelaskan proses bersama bang ari ersandi. Banyak sekali yang sebenarnya yang bisa diungkapkan selama berproses sama beliau. tapi memang keterbatasan saya yang jarang menulis dan tidak bisa memikirkan kata-kata yang dapat menjelaskan selama berproses sama bang ari. Pada intinya saya sangat senang bisa berproses sama beliau. beliau orang pertama yang saya sebut ketika ada yang bertanya siapa idola penarimu? Jelas saya langsung menjawab bang ari ersandi. Gimana rasanya bisa diajak proses sama idola sendiri? Yang pasti saya tidak bisa menjelaskan deskripsinya , pada intinya senang. Namun senang itu selalu diiringi rasa saya dengan pertanyaan kepada diri sendiri mampu tidak saya bertanggung jawab karena beliau mengajak saya berproses. 

Pertanyaan kepada diri saya sendiri yang selalu bertanya “kok bisa saya menari?”. Tidak ada niat atau cita-cita saya masuk kedunia ini sebelumnya, semua mengalir saja sehingga saya diposisi saat ini. Sebelumnya saya tidak tahu apa itu TARI? Kenapa orang harus TARI? Kenapa saya menari? Yang saya ketahui sebelumnya tari itu yang penting gerak. Setelah berjalannya waktu, mengikuti proses, menonton, berdiskusi saya mulai memahami tari itu tidak hanya sekedar gerak namun ada makna dibalik itu. Namun timbul lagi pertanyaan saya apa itu makna?. Sehingga mulai saya dengan mencari tentang makna. Sampai akhirnya saya mulai mempertanyakan kenapa tari harus ada maknanya? Ini pernah saya lontarkan kepada teman diskusi saya. 

Bagaimana seorang dapat menjelaskan maknanya kedalam visual gerak tarinya. Karena sebelumnya saya berfikir ketika saya melihat pertunjukan tari saya selalu akan mencari apa yang ingin disampaikan dari karya tari dipertunjukkan tersebut. Saya selalu kesulitan bagaimana mencari makna dari karya tari yang tercipta bukan hanya sekedar gerak saja. Mungkin karena keterbatasan pengalaman dan wawasan tari saya yang masih kurang. Tapi hal tersebut yang membuat pertanyaan lagi, lalu bagaimana orang awam dapat menikmati dan mencari makna dalam sebuah karya. Belum lagi permasalahan dimana subyektifitas orang ketika memaknai sebuah karya tari. Bukankah karya tari itu ingin menyampaikan sesuatu kepada penonton. Dengan kondisi banyak penonton yang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda mampukah penari menyampaikan makna dibalik gerak yang dilakukan. Lantas bagaimana saya yang saat ini masuk kedunia tari ketika ingin menari. Pertanyaan-peratanyaan yang muncul terkadang membuat ragu kenapa masuk kedunia tari.

Saya masih kebingungan bagaimana saya bergerak namun mampu menyampaikan sesuatu. Bagaimana gerak yang saya lakukan bisa membentuk komposisi yang indah dan sampai kepada penonton.  Sebenarnya banyak lagi pertanyaan saya terhadap dunia tari ini. Belum lagi tentang karya tari yang biasa disebut kontemporer. Sehingga berbagai pertanyaan yang muncul tersebut membuat saya masih kebingungan apa sebenarnya yang dimaksud dengan tari. Hal tersebut membuat saya terkadang takut tapi semoga masih ingin mencari dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Pada akhirnya dari segala pertanyaan dan proses saya masuk didalam dunia tari ini diajak oleh bang ari ersandi dalam berproses. Sebenarnya bukan pada akhirnya, tapi setelah proses ini memunculkan tanggung jawab baru. Banyak bekal, ilmu, pengalaman yang diberikan oleh bang ari. Sehingga muncul mampukah saya saat ini melakukan itu.

Pertama kali bertemu dengan bang ari ersandi saya merasa ada kekaguman dengan pandangan beliau dan bagaimana proses beliau di dunia tari. Dengan pemikiran beliau dan terkadang saya lontarkan pernyataan kepada teman diskusi saya “pemikiran beliau tidak bisa ditebak ya?”,”dancok kok iso?”,”dancokk angel, beratttt’ tapi dalam konteks bercanda, hehe. Karena ada banyak hal yang membuka wawasan saya terhadap dunia tari. Ternyata tari bukan hanya sebatas gerak lalu dipertunjukkan kepada penonton. Lebih dari itu ternyata tari mengajarkan bagaimana untuk hidup. Sepertinya baru kali pertama ini saya mengikuti proses bagaimana tari itu mampu mengajarkan banyak hal. Dengan proses yang diberikan bang selalu ada hal baru yang dapat diambil. Setiap hari berbeda, setiap hari baru lagi, dan ditambah lagi ketubuhan beliau luar biasa. Setiap pertemuan selalu muncul rasa apa bisa saya bisa bertangung jawab sama yang telah diberikan pertemuan sebelumnya, karena ternyata pertemuan baru selalu muncul hal baru lagi. Tapi itu terasa asik

Mulai dari proses karya linimasa dengan bentuk gerak yang baru bagiku dan ketubuhan yang saya miliki masih jauh dan baru bagiku. Bagaimana bentuk metode setiap hari yang diberikan yang ternyata bisa aku maknai dan terasa bermanfaat bagi kehidupan. Bagaimana saya diajarkan konsep letak-meletakkan, 5 jari, kesadaran ruang, direct & indirect, rilis, mendengarkan, tanggung jawab, apa itu tari, melihat, mengamati, memberi dan menerima, angka 1 sampai 8, TARI, mengajarkan mengeluarkan pendapat dan banyak lagi. Belum lagi dari setiap poin dapat poin yang lebih banyak lagi. Saya merasa terhanyut dan menikmati apa yang beliau berikan dan katakan. Bagaimana beliau selalu mengajak dan tidak memaksakan, selalu mengembalikan kepada kami, selalu mempercayakan kepada kami, dan kegelisahan dan pertanyaan beliau yang membuat saya selalu sepakat. Entah kenapa banyak hal yang diberikan bang ari adalah sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama ini. Ternyata bukan hanya dalam konteks tari, ternyata tari mengajarkan hal lain. Tapi semua hal yang diberikan bang ari muncul ada rasa takut untuk membuat salah dan kembali lagi kepada rasa tanggung jawab, .apalagi saya tidak selalu on time datang latihan tapi berusaha mengusahakan Tetapi belia selalu punya caranya untuk bilang gak ada yang salah dan benar.

Setelah proses linimasa mulailah dengan proses menuju karya sepanggung yang setiap kali latihan berubah, setiap kali latihan ada hal baru, setiap kali latihan selalu akan berubah apa yang akan dibicarakan dan setiap kali latihan terasa seperti pentas. Tapi itu terasa asik, yaa memang asik karena sejenak saya bisa menerapkan ilmu letak meletakkan dimana ketika saya latihan saya meletakkan sejenak diri saya dan menikmati proses latihan untuk menari. Semua selalu punya muatan apalagi setiap kali latihan ada hal yang selalu didiskusikan. Sangat banyak hal yang bisa dibicarakan melalui tari, mulai dari sepasang kura-kura, magenta, sosial media. bahkan memaknai apa itu tari sendiri. beliau membawa kami untuk menemukan sendiri apa yang beliau berikan, bahkan memaknai tari dengan versi kami sendiri. sampai pada akhirnya karena banyak hal yang ingin dibicarakan proses karya sepanggung masuk kepada proses mendengarkan. Suatu hal yang ringan untuk dibicarakan namun ini dalam dan sangat berat. Bagiku mendengarkan bukan sesuatu hal yang kecil dan ringan untuk dibicarakan karena sesuatu yang kecil dan berulang-ulang lama-kelamaan akan menjadi hal besar.

Pada proses karya mendengarkan ada banyak hal yang dapat saya maknai, bukan hanya dalam hal tari namun untuk hidup. mendengarkan orang lain, hati, pikiran, ego, tubuh, ruang dan apapun yang bisa didengarkan. Bang ari ersandi selalu bilang mendengarkan lewat mata dan melihat melalui telinga. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut, namun itu terasa berat yang jelas mendengarkan adalah proses dimana kita memproses sesuatu dan menerima dengan nurani kita sebagai manusia. Ternyata belajar mendengarkan sangat berat. Sampai pada akhirnya dari proses mendengarkan yang selalu berbeda muatan setiap pertemuan pada karya sepanggung kami akan membicarakan dari proses mendengar dengan judul 1+1=8. Pertama kali dengar judul yang terlintas dipikiranku adalah ketidaksepakatan, kenapa angka 8. Angka yang diberikan oleh bang ari untuk mencari apa maknanya. Dari ketidaksepakatan dari seorang individu maka harus dibarengi dengan sebuah tanggung jawab untuk memberikan alasannya. Angka 8 merupakan angka yang erat hubungannya dengan tari. Jika angka satu adalah suatu bilangan yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk bilangan lain itu sama halnya dengan individu yang sebagai penari itu sendiri. pada akhirnya saya memaknai jika 1+1 sebagai individu tari maka individu tersebut akan membentuk angka 8 dan dibarengi dengan rasa tanggung jawab. Saya tidak tahu ini benar atau salah. Dari semua proses yang telah diberikan oleh bang ari pada akhirnya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab secara horizontality maupun verticality. Dan seperti angka 8 itu sendiri yang tidak pernah terputus, tanggung jawab tari juga tidak akan terus bersambung dan berjalan.

Ternyata jawaban dari pertanyaan apa itu tari bagiku sangat berat, karena yang jelas itu butuh proses lagi dan tidak berhenti. Mempunyai muatan tanggung jawab yang besar. Setelah melaksanakan pementasan 1+1=8 ada hal dimana aku mendengarkan sesuatu yang belum mampu aku lakukan dan itu menamparku. Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kita lakukan, berbicara, apa yang telah didengarkan dan bahkan pada tari itu sendiri. rasanya seperti tertampar ketika memang ketika kita menari dan tidak mampu bertanggung jawab apa yang telah dibicarakan. Karena bicara, mendengarkan, dan bertanggung jawab itu tidak mudah ternyata. 

Walaupun berat selalu namun itu harus dilakukan dengan rasa bahagia. Seperti halnya yang dikatakan bang ari udah gak kaya tapi gak bahagia lagi. Saya merasa bahagia telah diajak berproses sama bang ari. Bahagia seperti ketika harus mendengarkan usia saya diumur 10 tahu dimana terasa ringan, tanpa beban dan bahagia. Walaupun bahagia itu disertai dengan tanggung jawab yang besar dengan segala apa yang telah aku dengarkan. mencari makna kembali apa yang dimaksud dengan tari, apa itu tari, kenapa orang menari. Tapi Semua hal yang dapatkan semoga bisa sama seperti angka 8 yang tidak pernah terputus dan mampu menemukan semua hal yang berkaitan dengan tari. Walaupun ada rasa takut, bingung untuk memutuskan sesuatu. Tapi dari seluruh proses saya mau bilang luar biasa bang. Diusia saya sepuluh tahun saya tidak pernah memikirkan akan menjadi penari. Mohon maaf jika terlalu panjang, sebenarnya saya bingung apa yang akan saya tulis karena ada banyak hal yang didapatkan tapi saya belum mampu menulis, berbicara, dan bertanggung jawab dengan baik. Semoga bisa berproses lagi bang, saya tidak tahu kemarin dari karya 1+1=8 sampai atau tidak, saya sebagai penari berhasil atau tidak, tapi seperti karya kak susan proses bersama bang ari ini untuk aku dan mantaabb..

Thursday, 9 December 2021

Review jurnal ‘’Rekonseptualisasi dokumenter: gagasan tentang kebenaran filmis dalam perspektif film kognitif (2017)’’

Jurnal yang berjudul‘’Rekonseptualisasi dokumenter: gagasan tentang kebenaran filmis dalam perspektif film kognitif (2017)’’. Rekonseptualisasi dokumenter memiliki urgensi dalam kajian dokumenter untuk memberikan sudut pandang lain bagi klaim kebenaran filmis. Rekonseptualisasi ini berangkat dari perspektif film kognitif dengan melibatkan kegiatan menonton, di mana proses pemahaman dan pengalaman penonton menjadi dasar bagi rekonseptualisasi ini. Dokumenter sebagai topik dalam penelitian ini, telah mengumpulkan perhatian yang signifi kan dari berbagai perspektif dalam beberapa tahun terakhir. Tumbuh dan berkembangnya perhatian terhadap praktik film dokumenter, sering ditandai oleh munculnya isu, khususnya tentang kebenaran (truth), yang dihembuskan sejak era Flaherty, Grierson, direct cinema/cinema verite/ free cinema sampai saat ini. Kebenaran dalam dokumenter tidak hanya dilihat dari sisi kebenaran filmis, tetapi juga dilihat dari sisi yang memungkinkan argumentasi lain terhadap aspek fi lmis yang mendasari kebenaran. Argumentasi tersebut merupakan peluang bagi peneliti untuk menawarkan proses tentang cara melihat kebenaran dokumenter dari sudut pandang kognitif.


Pembahasan 

Penyelidikan terhadap penelitian terdahulu 

Konseptualisasi pertama dibangun dengan mempertimbangkan penelitian terdahulu, dan pada tahap ini peneliti melakukan penyelidikan terhadap hasil penelitian berupa definisi maupun teorisasi terhadap dokumenter. Proses ini dimulai dengan memahami pengertian yang menyebut dokumenter selalu didefinisikan secara relasional dan komparatif. Defi nisi relasional memiliki maksud bahwa dokumenter merupakan objek yang tidak dapat berdiri secara tunggal tanpa berhubungan dengan hal-hal yang berada di sekitarnya, baik itu subjek, penonton, pembuat fi lm, dan kejadian yang memuat materi tertentu (Nichols, 1989; Rosen, 1993; Bernard, 2007; Aufderheide, 2007).3 Lebih lanjut, dokumenter juga didefi nisikan secara komparatif. Ini memiliki arti bahwa dokumenter selama ini cenderung diartikan berbeda karakter dan berseberangan dengan fi lm fi ksi (Nichols, 2001: 20; Aquilar, 2013). Bentuk yang mengalami persinggungan dengan model film fiksi, aktualitas sebagai karakteristik, dan representasi budaya menjadi aspek sentral dalam definisi dan teorisasi dokumenter. Aspek sentral ini yang selanjutnya membawa kepada perdebatan atas persoalan kebenaran. Namun rumusan Nichols, Aufderheide, dan Winston notabene berupa konsep yang masih belum peneliti periksa keterkaitannya dengan cikal-bakal lahirnya problem kebenaran. Seperti halnya ketika Nichols membagi empat sudut pandang yang digunakan sebagai pendekatan dalam mendefinisikan dokumenter, belum satupun yang secara eksplisit menunjukkan ruang berpikir tentang relasi keempatnya dalam konteks perkara kebenaran.


Pemetaan problem dari penelitian terdahulu 


Konseptualisasi kedua merujuk pada persoalan yang muncul dari penelitian terdahulu. Hal-hal yang telah diungkap dan dijabarkan dalam penyelidikan di atas memunculkan penafsiran peneliti atas isu-isu yang muncul karena adanya definisi yang menyebutkan bahwa dokumenter merupakan fi lm yang dianggap sebagai gambaran atas kebenaran (Nichols, 1989; Aufderheide, 2007). Isu-isu tersebut notabene menyoroti nasib kebenaran dalam dokumenter yang saat ini cenderung sudah distrukturkan seperti fi lm fi ksi demi mendapat kesan dramatik. Problem kebenaran dalam konteks etika tidak hanya terhenti pada persoalan pelanggaran etika, tetapi juga melaju pada persoalan paksaan. Istilah “paksaan”, yang lahir melalui sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Sobchack, dimunculkan sebagai analogi dalam praktik direct cinema yang ditengarai melakukan eksploitasi terhadap objek film.


Tawaran sudut pandang 


Konseptualisasi ketiga merupakan tawaran sudut pandang sebagai alternatif bagi penyelesaian problem terdahulu. Disposisi merupakan istilah dalam sudut pandang kognitif yang peneliti anggap tepat untuk melihat relasi antara dokumenter dan kebenaran melalui proses menonton yang melibatkan struktur mental untuk menyadari keberadaan petunjuk filmis. Beberapa konsep tentang bagaimana kognitif berperan dalam mengungkap kegiatan penonton saat membaca petunjuk-petunjuk filmis, salah satunya muncul dari Bondebjerg. Struktur naratif menjadi kunci dalam analisis Bondebjerg, meskipun dalam hal ini kejelasan kaitan struktur naratif dengan cara berpikir penonton masih harus mempertanyakan kaitan dan linearitasnya. Jika dipahami lebih dalam, Bondebjerg mengungkapkan bahwa pendekatan kognitif dalam dokumenter dapat meningkatkan pemahaman tentang pengaruh pada tingkat kognitif dan emosional, serta berkontribusi pada pembentukan fi ksi sosial dan budaya. Sudut pandang kognitif, menurut Bondebjerg, memiliki kontribusi dalam mengungkap peran naratif, emosi, dan memori terhadap pola berpikir penonton.6 Artinya Bondebjerg menggunakan teori kognitif untuk mengungkap proses berpikir penonton tentang apa yang terjadi kemarin, saat ini, dan yang akan datang saat menonton, melalui pemahaman narasi yang disajikan dalam film.


Kesimpulan 


Rekonseptualisasi terhadap dokumenter ini memeroleh simpulan awal yang di dasari oleh pemikiran sebagai berikut: (1) menonton dokumenter merupakan proses individu yang melibatkan pemahaman penonton dalam masing-masing persepsi. Artinya, ketika seseorang menonton, maka apa saja yang dia tangkap/lihat pada layar selama kegiatan menonton berlangsung, tidak memerlukan pertimbangan sosial tentang rasa suka dan tidak suka, bagus dan jelek, dan pertimbangan lain yang seketika muncul dalam individu seseorang; (2) Dokumenter memiliki banyak unsur persamaan dengan dunia nyata, di mana unsur itu menjadi relevan jika seseorang mempersepsikannya sebagai bagian yang dialami secara individu dan bukan kolektif. Artinya, ketika setiap dokumenter memberikan pengalaman yang bermacam-macam bagi penontonnya, maka si penonton dapat menyusun makna secara individu dari apa yang mereka tonton; dan (3) Dokumenter yang lekat dengan klaim kebenaran, memerlukan pertimbangan kognitif untuk melihat sejauh mana proses menonton terlibat dalam penyelidikan terhadap klaim tersebut. Artinya, klaim kebenaran harus ditinjau ulang dengan melihat sejauh mana penonton yang secara individu memercayai kejadian dalam dokumenter.

Review buku daya seni

 


Buku daya seni ini  di maksudkan untuk menstimulus serta mengembangkan wacana daya seni  pada lingkup pembaca yang lebih luas. Buku ini membahas secara eksplisit untuk menyingkap ketertautan dan keberlindanan seni dengan aspek lain yang telah lebur, dan secara implisit dapat memberikan logika yang taktis dalam membaca, menyikapi, atau menerapkan atas konstelasi seni yang terus berkembang kini. Beberapa decade belakangan, pergeseran wacana seni tidak melulu pada konseptualisasi karya seni, melainkan turut menyentuh praktik dan agensi. Pergeseran tersebut telah di picu serta di pacu oleh perkembangan wacana dalam ilmu sosial humaniora. Daya seni di pahami secara luas sebagai kemampuan yang melekat dalam proses kreatif, wujud kreatif maupun konsumsi kreatif atas gejala serta peristiwa seni. 

Pembahasan 

Kekuatan seni

Seni sebenarnya adalah fenomena umum, yang sudah muncul sejak manusia purba mulai dari melukis dinding-dinding gua atau menciptakan bermacam symbol dan ritus. Sebagai fenomena dan dalam arti luas seni sudah selalu ada, sekurang-kurangnya menjadi symbol, dekorasi, pola ritual, gerakan tari, atau bentuk musical tertentu. Maslahnya adalah bahwa dalam dunia modern, seni kemudian di beri pemaknaan khusus, dengan kerangka filsafati tersendiri dengan medan sosial spesifik, dengan pranata yang otonom, juga dengan karakter keilmuan tertentu yang khas. Sebagai fenomena umum, kekuatan, makna dan fungsi seni erat terkait pada konteks sosio-kulturalnya yang berbeda-beda. Dalam tradisi akademi barat, terutama pada tradisi filsafatnya, istilah seni telah di pikirkan secara koseptual dan di beri definisi-definisi yang ketat. Namun ternyata definisi itu tidak pernah hanya satu, ada banyak konsep kunci yang telah bermunculan dalam rangka memahami fenomena seni.

Ecoart Dalam Seni Rupa

Kebenaran yang kini semakin di akui adalah kenyataan termasuk seni bahwa segala sesuatu itu kelindan, kait mengait, dan saling mempengaruhi. Seni tak pernah sama sekali murni dan berdiri sendiri, atau terpisah dari lingkungannya. Ecoart adalah suatu istilah paying untuk seni yang di kembangkan melalui suatu paradigm yang meyakini bahwa seni tidak lagi dapat di pandang semata dari aspek estetiknya saja, melainkan harus memperhitungkan relasi timbal balikantara seni dan lingkungan diman seni itu hidup dan berkembang.

Ecoart tidak bisa di pisahkan dari pemahaman tentang environmental art, bahwa ecoart adalah suatu praktik seni, dimana sang seniman berkolaborasi dengan saintis, perencanaan lingkungan kota, arsitek dan dengan pihak professional lain, yang bekerja sama mengupayakan pemecahan masalah apabila terjadi degradasi lingkungan, atau problem lingkungan.  Ecoart di buat untuk menginspirasi tumbuhnya rasa cinta dan rasa hormat, merangsang terjadinya dialog, dan mendorong terjadinya keberlangsungan pengembangan lingkungan lingkungan alam dan sosial dimana kita tinggal.

Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Antara Hayatan Dan Hiburan

Pertunjukan wayang kulit di pandang sebagai bahasa symbol dari hidup dan kehidupan yang bersifat rohaniah daripada lahiriah, maka masyarakat pendukung wayang tidak bosan-bosan melihat pertunjukan wayang walaupun cerita yang di sajikan telah di lihat bebebrapa kali. Oleh karena itu nilai estetis dalam pertunjukan wayang di perlukan kehadirannya karena sangat menentukan keberhasilan seniman dalang, bermutu atau setidaknya sajian pakeliran wayang sangat di tentukan unsur-unsur estetis yang tersandung di dalamnya. Adapun beberapa fungsi wayang yaitu (1) sebagai sarana pendidikan dan penerangan (2) sebagai refleksi nilai-nilai estetis (3) sebagai sarana untuk mencari nafkah (4) sebagai hiburan.

Pucuk Rebung

Pucuk rebung adalah tunas bamboo muda yang tumbuh di antara himpunan rumpun bambu. Dalam penciptaan seni, alam benda, flora, fauna dan manusia sering menjadi sumber inspirasi penciptaan seni yang mengalami penyederhanaan, deformasi, dan stilisasi sesuai kemampuan, keterampilan, dan pengalaman estetik berdasarkan penghayatan dan pengembaraan jiwa penciptanya. Motif pucuk rebung melahirkan bentuk segitiga, tumpal, dan antefiks, yang berkonotasi bentuk gunung, gunungan, kalpataru, pohon hayat, batang garing, dan semen. Setiap kelahiran seni di pastikan di landasi oleh konsep, nilai, dan gagasan kreatif, di landasi ideology pencipta dan penggunanya sesuai jiwa zaman. Konsep tersebut berhubungan dengan pengalaman merasakan gejala keindahan atas objek alam.

Dari Sang Kancil Hingga Wayang Kancil : Lapis-Lapis Kreativitas 

Pembahasan perihal kreativitas seringkali di bicarakan dalam ranah seni, karena inti dari seni terletak pada kreativitas. Cerita tidak pernah identic dengan pengalaman, sedangkan pengalaman itu sendiri bukan lah realita melainkan internalisasi subyek atas realita. Cerita kancil di pandang merupakan contoh yang tepat untuk membahas kreativitas seni karena dongeng tersebut menunjukan bagaimana orang menggunakan aspek tertentu dari binatang ini untuk mengungkapkan pengalaman maupun gagasan tertentu.  Lebih menarik lagi cerita kancil hadir dalam berbagai wujud kreatif mulai dari dongeng lisan, buku cerita bergambar maupun tanpa gambar, nyanyian, serta mewujud pula dalam bentuk pagelaran wayang kancil.

Daya Naratif Dalam Novel Dan Film Twilight

Unsur-unsur teks pada dasarnya  dapat di alihkan dari satu media ke media yang lain, namun tidak dapat secara persis dan sepenuhnya tanpa kehilangan property-propertinya yang hakiki. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar di antara media film yang visual dan sastra, khususnya novel yang verbal. Film sangat memadai untuk mengungkapkan tipe realitas fisik, namun tidak demikian dengan novel. Film yang berdasarkan novel tentu masih memiliki kemiripan tertentu dengan novelnya, namun secara tak terhindarkan telah menjadi suatu entias artistic yang berbeda. Twilight the movie merupakan film yang di dasarkan atas novel twilight karya stephenie meyer. Atas perbedaan adegan dari novel dan film twilight dapat di simpulkan bahwa novel dan film memiliki daya naratif yang berbeda dalam mengungkapkan kesadaran konseptual.

Ornamentasi Melisma : Estetika Vokalisasi Selestial Acappela 

Sejarah music barat di awali dengan lahirnya vokalisasi selestial yang di kenal sebagai music gereja pada ke-5, di dukung oleh komunitas kristiani yang tumbuh sejak awal masehi, dan mencapai pucaknya setelah kaisar constaintine pada tahun 312 menyatakan bahwa nasrani menjadi agama resmi kekaisaran nasrani. Perbicangan tentang gaya melismatik kembali mengingatkan pada kebangkitan music greja melalui vokalisasi a cappella abad pertengahan. Sedangkan vokalisasi selestial adalah lantunan suara manusia yang membawakan melodi dan syair yang surgawi. Estetika melisma sebagai ornamentasi music reja dalam jalinan polifonik dapat di lihat dari contoh conductus abad pertengahan.

Pelebagaan Kesenian Tradisi Masyarakat Desa Banyusidi Magelang

Kesenian bagi masyarakat seperti sudah menjadi suatu keharusan dan telah mewujud berakar urat ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seperti yang ada terjadi di desa banyusidi kabupaten magelang, kehidupan berkeseniannya berjalan beriringan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat yang sebagian besar hidup di sektor pertanian. Pelembagaan adalah suatu sistem bentuk hubungan kesatuan masyarakat yang di atur oleh suatu budaya tertentu, dan sebagai suatu prosedur yang menyebabkan tindakan atau perbuatan manusia yang di batasi oleh pola tertentu dan di arahkan untuk bergerak melalui jalan yang di anggap sesuai dengan keinginan masyarakat

Blue Whale Suicide Game : Imitasi Seni Pertunjukan Dan Ambivalensi Curator/Seniman

Curator berangkat dari seni rupa yang berhubungan bagaimana seseorang memilih format dan seniman, menyampaikan tema dan konsep, serta mengatur keungan dan penonton. Sebuah karya seni selalu melibatkan elemen pertunjukan, yang mengimplikasikan adanya pencapaian. Keya seni adalah produk dari kemampuan manusia dan menjadi saksi atas pertunjukan yang telah menghasilkannya. Oleh karena itu ketika kita menemukan suatu karya seni yg merupakan jiplakan atau penipuan, kita tidak bisa ,mengapresiasinya  sebagai sebuah karya seni karena tidak adanya aspek pencapaian dalam proses penciptaan karya tersebut.

Kesimpulan

Pada hakikatnya seni bekerja dalam prinsip yang setara dengan falsifikasi. Seni mengungkapkan dimensi-dimensi kebenaran hidup maupun kebenaran-kebenaran seni yang dalam keseharian atau biasanya tidak atau kurang di perhatikan. Seni mencelikkan mata hati, mata piker, dan inra penglihatan kita akan daya yang di miliki benda hidup dan mati dengan cara menggali dan mengolah berbagai dimensi yang terdapat dalam setiap elemen penyusup bentuk seni. Seni tidak pernah berhenti pada persoalan teknis kebentukan belaka. Seni senantiasa memiliki dimensi maknawinya atau lebih tepatnya memiliki efek indrawi dan maknawinya. Pergeseran cara pandang terhadap seni dari pertanyaan perihal makna kea rah persoalan cara kerja seni membuahkan pemikiran-pemikiran baru tentang hubungan antara makna, proses, paktik dan media. Akhirnya seni tidak akan pernah mengubah dunia secara sendirian karena seni ada hakikatnya merupakan proses mediasi yang terikat dalam ruang dan waktu.

Rokok atau sigaret adalah

Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya. Rokok  merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Perokok adalah seseorang yang menghisap asap rokok. Perokok dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur mengkonsumsi rokok 1 batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit 1 tahun. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memeringatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering diabaikan. 

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Fenomena merokok adalah hal yang sangat lazim dan dapat di temui dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun. Bagi yang sudah menjadi perokok berat rokok adalah kebutuhan yang sangat penting apabila sudah tercandu dengan barang ini. Bagi mereka rokok bisa memberikan inspirasi, semangat, ketenangan, dan bahkan gairah hidup. Di sisi lain rokok ini mempunyai banyak dampak negative baik bagi perokok atau orang orang di sekitar perokok. Selain itu, industri rokok juga memberikan pemasukan pajak yang besar bagi Negara dan memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat mulai dari petani tembakau, pegawai perusahaan rokok, sampai ke penjual.

Tuesday, 7 December 2021

Masalah pembelajaran daring

 Pada saat ini dunia pendidikan sedang dihadapkan dengan permasalahan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pembelajaran dilakukan dalam jaringan. Pembelajaran dalam jaringan di Indonesia biasa dikenal dengan istilah pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung antara pengajar dan subjek belajar tidak bertatap muka secara langsung (Pohan, 2020: 2). Secara teknis, kondisi pembelajaran daring ini mengakibatkan berbagai permasalahan, bukan hanya permasalahan pada guru namun sampai dengan permasalahan yang harus dihadapi siswa.


Permasalahan dalam pembelajaran daring tersebut terkait dengan masalah teknis yang dialami oleh siswa. Banyak siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring secara maksimal, karena kebutuhan pembelajaran yang mengharuskan tidak bertatap muka. Oleh karena itu, platform dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berlangsung. Platformmerupakanr perpaduan kerja antara perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar (Febriyanti & Sundari, 2020: 20). Sehingga dari kebutuhan platform tersebut dibutuhkan smartphone yang menjadi fasilitas utama untuk digunakan dalam mengikuti proses pembelajaran daring. Fasilitas tersebut harus memadai agar dapat menyimpan beberapa data aplikasi atau platform yang digunakan.


Pembelajaran yang membutuhkan beberapa platform salah satunya adalah mata pelajaran seni budaya. Namun, penggunaan dari beberapa platform dalam satu mata pelajaran seni budaya yang digunakan ketika pembelajaran daring tentunya membuat siswa harus membuka dan menutup satu platform pembelajaran ke platform yang lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan solusi untuk mengembangkan platform yang digunakan dalam pembelajaran seni budaya tersebut ke dalam satu aplikasi. Sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran seni budaya dengan lebih praktis hanya dengan mengakses satu aplikasisaja.


Berdasarkan hasil observasi permasalahan pembelajaran daring lain diantaranya masih banyak siswa yang terkendala jaringan internet, smartphone android dan laptop sebagai media utama pembelajaran daring. Sedangkan dalam pelaksanaannya pembelajaran daring yang diberikan oleh guru masih berorientasi pada sistem pembelajaran penugasan. Sehingga kebutuhan penggunaan smartphone menjadi kebutuhan yang sangat penting dimiliki siswa. Kapasitas RAM (Random Access Memory) dan memori dari smartphone juga harus memadai untuk menyimpan data-data yang digunakan dalam pembelajaran, seperti aplikasi belajar dan filepenugasan.


RAM atau Random Access Memory adalah memori yang digunakan untuk menyimpan data, informasi dan program pengolah yang berfungsi untuk menyimpan program yang diolah sementara waktu (Juniansyah & Mesterjon, 2016: 33). RAM pada smartphone biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan data aplikasi atau penyimpanan data utama. Semakin besar







ruang penyimpanan dari RAM akan membuat kinerja dari smartphone akan lebih baik. Namun jika ruang penyimpanan RAM sudah penuh atau kurang memadai, hal ini akan menghambat kinerja dari semua aplikasi yang ada pada smartphone. Oleh karena itu kebutuhan smartphone dengan kapasitas yang memadai menjadi hal yang sangat penting bagi siswa untuk mengikuti pembelajarandaring.


Penggunaan platform yang umumnya digunakan dalam pembelajaran daring diantaranya menggunakan aplikasi seperti zoom, whatsapp, google classroom, google form, bahkan sosial media seperti instagram, facebook, youtube dan lain-lain. Penggunaan semua platform tersebut dalam pembelajaran daring tentunya akan mengakibat kapasitas RAM dan memori smartphone penuh. Kondisi RAM dan memori smartphone yang penuh akan menghambat siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Permasalahan tersebut membutuhkan pembaharuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suryo Hartanto dalam sekapur sirih Pohan (2020: 1) guru dituntut agar selalu tampil aktif, kreatif, interaktif dan dinamis dalam proses pembelajaran yang dilakukan.


Thursday, 2 December 2021

Contoh khutbah shalat jumat

 KHUTBAH JUMAT

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ، الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ، رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا، سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (آل عمران: ١٩٠ – ١٩١)

Hadirin sekalian, yang dimuliakan Allah,

    Banyak orang sakit dengan penyakit mereka, kemudian mereka pergi kepada Ahlinya(dokter), yang kesemuannya itu adalah sakit dzohir, sedangkan ketika kita mengalami sakit yang sumbernya adalah hati, sombong, iri, dengki, jahil. Kemana kita harus berobat?

Dokternya hati adalah masjid, al-quran, dzikrullah, ulama, orang soleh, kuburan, sodaqoh, infak.

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ

“Apa saja yang ada di sisi (manusia) akan habis, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal” (QS an-Nahl: 96)[2].

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya” (QS Sabaa’:39).


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ




“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه


Maknanya: “Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”  Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?,” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْ



اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.


 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Karakteristik siswa SMA

 Pada umumnya siswa SMA adalah anak-anak yang sudah memasuki masa remaja. Menurut Hurlock dalam Izzaty (2008: 124) awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja pada usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun. Usia remaja menjadi periode yang penting dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan masa remaja adalah peralihan masa kanak-kanak ke-masa dewasa. Pada masa inilah anak akan mempelajari pola fikir dan sikap baru untuk membentuk jati dirinya menuju dewasa.


Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut (Masganti, 2012: 202). Perubahan-perubahan tersebut meliputi:

DimensiBiologis

Masa remaja merupakan masa dimana anak sudah mulai memasuki masa pubertas yang ditandai dengan perubahan-perubahan hormon. Perubahant ditandai dengan perubahan fisik yamg terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.


DimensiKognitif

Pada dimensi kognitif, para remaja idealnya sudah mulai berpola fikir sendiri dalam memecahkan masalah-masalah yang mulai dihadapinya. Masalah yang dihadapi oleh remaja biasanya sudah mulai sangat kompleks dan abstrak. Masa remaja secara kemampuan berfikir sudah mulai berkembang untuk mencari banyak alternatif dalam pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Namun pada kenyataannya, dalam perkembangan kognitif operasional formal ini masih sangat banyak remaja yang belum mampu sepenuhnya mencapai dalam tahapini.


DimensiMoral

Dimensi moral pada remaja ini dalam kemampuan berpikirnya sudah mulai berkembang karena mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Remaja sudah mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan dengan kenyataan yang terjadi disekitarnya. Menurut Kholberg (1999) dalam Masganti (2012: 216) kondisi seperti inilah yang seringkali mendasari sikap pemberontakan remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterimabulat-bulat.


DimensiSosial-Emosional

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak yang membuat suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson dalam Masganti (2012: 206) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan suasana hati yang sangat cepat pada para Remaja remajasa disebabkan karena banyaknya tekanan yang dihadapinya.


DimensiAgama

Pola perubahan minat beragama pada remaja menurut Hurlock dalam Masganti (2012: 208) dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode yaitu: periode kesadaran religious, periode keraguan religious, periode rekonstruksi religius. Usia remaja adalah usia dimana mereka sudah mulai mempertanyakan tentang kepercayaannya kepada agama. Pada saat inilah mereka mungkin akan membandingkan keyakinan agamanya dengan keyakinan agama lainnya. Remaja akan mulai banyak melakukan proses pencarian jati dirinya dengan tuhan. Namun, kondisi ini remaja juga akan rentan dengan banyaknya keyakinan yangberbeda-beda.


Berdasarkan penjelasan dimensi perubahan yang terjadi pada remaja, maka masa remaja adalah masa dimana rasa ingin tahunya sangat besar. Remaja sangat rentan muncul prilaku-prilaku yang tidak ingin diharapkan.  Oleh karena itu, siswa SMA harus banyak diberikan arahan dan bimbingan untuk menentukan jalan hidupnya. Peranan guru dan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan yang terjadi pada siswa SMA yang sudah memasuki masa remaja. Hal ini juga berlaku pada segala kondisi yang terjadi pada saat ini. Kondisi pandemi Covid-19 tentunya membuat remaja akan mendapat tekanan psikologis dalam melakukan pembelajarandaring.


Karakteristik siswa dapat digunakan sebagai pijakan pembelajaran untuk menentukan strategi dan metode dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Degeng (1998) dalam Budiningsih (2011: 163) bahwa keefektifan dalam belajar dapat ditentukan dari interaksi antara pengorganisasian pembelajaran dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, dalam pandemi Covid-19 penentuan strategi dan metode pembelajaran harus kembali dipikirkan. Perlu adanya pembaharuan terhadap metode yang menggunakan platform dalam pembelajaran daring. 

Sunday, 28 November 2021

Prinsip pembelajaran

 Prinsip-Prinsip Pembelajaran

       Menurut Chaedar Alwasila dalam Ruhimat dkk (2015:182-187) hakikat pembelajaran ialah komukasi antara peserta didik dengan lingkungan pembelajaran agara tercapai tujuan dalam upaya pembelajaran. Maka terdapat beberapa prinsip umum yang harus menjadi inspirasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran (peserta didik dan pendidik), sebagai berikut:

Prinsip Dasar dalam Pembelajaran

Bahwa belajar memberikan efek perubahan sikap dan moral peserta didik yang bersifat permanen.

Peserta didik memiliki potensi dan kemampuan yang merupakan benih alami untuk ditingkatkan serta dioptimalkan.

Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak dapat tumbuh alami baik searah dalam proses pertumbuhan ke masa depan.


Prinsip Khusus Pembelajaran

  1. Prinsip perhatian dan motivasi kepada peserta didik.
  2. Prinsip keaktifan selama proses pembelajaran.
  3. Prinsip pengulangan mata pembelajaran
  4. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman.
  5. Prinsip tantangan pada pembelajaran.
  6. Prinsip perbedaan individual.
  7. Prinsip balikan dan penguatan.

Menurut Ali (2014) semua teori mengenai dasar-dasar pembelajaran yang telah dikemukakan para tokoh terdapat persamaan maupun perbedaan. Dari prinsip inilah timbulnya beberapa prinsip yang berlaku umum sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran, baik guna untukpeserta didik maupun pendidik dalam tujuan untuk maksimalkan pelaksanaan pembelajaran.

Prinsip tersebut antara lain: 

  1. Memotivasi dan memberikan perhatian
  2. Keaktifan
  3. Berpengalaman

Mata pelajaran seni budaya

 Setiap mata pelajaran memiliki tujuan tersendiri yang mana selalu mengacu kepada kurikulum dan tujuan pendidikan. Pendidikan seni salah satunya terdapat nilai-nilai moral yang bisa ditanamkan untuk membangun karakter siswa. Pendidikan seni tersebut terwujud dalam pembelajaran seni budaya dan wajib dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan (Raharja & Retnowati, 2014: 288). Pendidikan seni budaya sangat penting dilaksanakan agar peserta didik dapat membangun pribadi yang harmonis pada dirinya untuk mencapai muktikecerdasan yang maksimal.


Menurut Damasio dalam Rohidi (2014: 2) telah menyarankan bahwa pendidikan seni, dengan menggalakkan pembangunan emosi, akan mampu mengembangkan pembangunan kognitif dan emosi, dan selanjutnya memberi sumbangan pada pembangunan keamanan. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi generasi baru di Indonesia pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendidikan seni menjadi sangat peting untuk membangun generasi yang kreatif, memiliki kesadaran terhadap budaya, memiliki rasa toleran terhadap lingkungan sekitar, dan menciptakan peluang kasih sayang kepada sesama.


Mata pelajaran seni budaya didalamnya terdapat beberapa yang memiliki kekhasan masing-masing, diantaranya bidang seni rupa, seni tari, seni musik, dan keterampilan. Semua bidang seni tersebut bisa memberikan pengalaman dan rangsangan belajar kepada siswa agar dapat mengembangkan kosepsi, apresiasi, dan kreasinya. Pada era perkembangan dunia teknologi saat ini membuat pendidikan seni menghadapi tantangan perluasan diberbagai bidang. Hal ini tentunya membuat pembelajaran seni budaya harus dilaksanakan dengan maksimal, agar siswa diharapkan mampu memilih dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.

Saturday, 27 November 2021

Rangkuman jurnal SELFIE : BUDAYA IDENTITAS REMAJA SURABAYA IDEALITA ISMANTO

 Latar Belakang 

Budaya adalah salah satu cara hidup yang berkembnag, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Budaya popular yang beredar di masyarakat Indonesia bukan saja marak berasal dari produksi local, melainkan berasal dari budaya global. Salah satu budaya yang saat ini sedang digandrungi oleh para remaja adalah selfie di Instagram. Foto selfie  remaja di Indonesia  saat ini hanya berpusat pada media hiburan. Selfie sendiri berasal dari tahun 1839 oleh fotografer Amerika bernama Robert Cornelius. Telah banyak perkembangan dalam dunia fotografi yang akhirnya mempengaruhi masyarakat umum dunia di dalam mendokumentasikan kehidupannya melalui media fotografi. Ketika munculnya Kodak Brownie yang berukuran kotak di tahun 1900, telah bembawa perkembangan yang cukup besar untuk selfie (Mrazkova, 1987 : 36). Kecenderungan remaja Indonesia dengan banyaknya ppenggunaan internet saat ini tidak terlepas dari tuntutan gaya hidup yang memaksa merek terus berubah. Dalam penelitian ini data diambil secara empiris melalui remaja-remaja yang berselfie di tempat tinggal di Surabaya.Populasinnya yaitu remaja generasi melenial.


Isi Pembahasan

Remaja adalah salah satu konsumen terbesar internet saat ini. Menurut wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Dr. Martadi, M.Pd, fungsi internet bagi anak muda saat ini yakni pertama adalah mencari informasi, kedua sebagai penghubung antara teman lama dan baru dan ketiga sebagai media hiburan. Sebagai media hiburan, anak muda saat ini banyak menggunakan media sosial yang beragam seperti instagram, snap chat, facebook, ataupun twitter. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif. Penulis membagikan kusioner  kepada siswa usia 15 hingga 18 tahun sebanyak 593 siswa pada bulan Februari. Hasil dari kuesioner tersebut  masuk kedalam kategori teori uses and gratification yang merupakan kebutuhan pelarian yang diperlukan remaja untuk melarikan diri dari suasana tegang, emosi, kesepian dan tidak adanya dukungan sosial di sekelilingnya.

Sesuai dengan perhitungan angket yang disebarkan pada beberapa SMA di Surabaya, terdapat paparan hasil riset bahwa remaja di Surabaya sendiri tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi untu menerima diri mereka sebagai pribadi yang berkarakter dan berbudi pekerti. Nilai positif dalam foto selfie konteks peddidikan yaitu dapat dijadikan sebagai media ekspresi diri, dapat membangun rasa percaya diri, dapat memperoleh teman baru lewat dunia media sosial dan dapat juga digunakan sebagai endordment suatu produk. Apabila seorang remaja melakukan foto selfie  dengan muatan tertentu, misalnya mengampanyekan tentang anti korupsi atau budaya bersih dapat memberikan hal positif bagi anak remaja. Dampak negative pada foto selfie yakni dapat membuat kecanduan pada anak-anak yang melakukan dan mengunggah di media sosial. Jika sehari tidak melakukan foto selfie pasti tidak percaya diri. 


Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis visual foto selfie dalam frame komunikasi visual dapat disimpulkan bahwa foto selfie remaja di Surabaya merupakan pemaknaan dari remaja sebagai metadata, visualisasi dan teks terbuka yang mengandung muatan motif hiburan semata. Kepercayaan diri remaja dapat diatasi dengan adanya kurikulum pendidikan karakter yang berbudi luhur dan kuat agar dapat menjadi fondasi dan filterisasi dari dampak dunia visual saat ini.

Friday, 26 November 2021

Prosedur pengembangan 4D: Thiagarajan, R&D

  Salah satu prosedur pengembangan dapat menggunakan modifikasi 4-D Thiagarajan (Suryaningtyas, 2013: 12) adalah sebagai berikut :

 1. Tahap pendefinisian (Define)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat yang akan digunakan dalam penelitian. Secara umum penetapan dan pendefinisian dilakukan untuk memperoleh analisis kebutuhan dalam penelitian. Analisis kebutuhan tersebut disesuaikan dengan syarat-syarat produk yang dikembangkan serta kebutuhan penggunaan model penelitian yang cocok.

 2.Tahap perancangan(Design)

Pada tahap ini Thiagarajan membagi tahap perencanaan dalam empat kegiatan yaitu: menyusun tes kriteria, memilih media, pemilihan bentuk penyajian, dan mensimulasikanrancangan.

3. Tahap Pengembangan(Develop)

Tahap develop atau pengembangan ini oleh Thiagarajan dibagi menjadi dua kegiatan. Kegiatan yang pertama adalah tahap untuk melakukan penilaian terhadap rancangan produk oleh ahli yang sesuai dengan bidangnya. Kegiatan yang kedua adalah kegiatan penilaian dari responden terhadap rancangan produk yang sudah dibuat. Pada kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui data respon, reaksi atau komentar dari siswa dan guru sebagai calon pengguna produk.


 4.Tahap penyebaran(Disseminate)

Tahap penyebaran ini dilakukan untuk mensosialisasikan produk yang dihasilkan dan mendistribusikannya kecalonpenggunanya. Pendistribusian ini diberikan kepada guru atau peserta didik yang akan menggunakan produk yang telah dikembangkan.


Karena penelitian pengembangan menghasilkan produk yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat ataupun instansi pendidikan, maka penelitian pengembangan ini cukup memiliki urgensi yang tinggi baik untuk guru ataupun siswa

Penelitian pengembangan : ciri-ciri R&D

 Pengembangan adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk mengembangkan sesuatu untuk menciptakan produk baru maupun mengembangkan produk yang sudah ada. Penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu melalui proses pengembangan (Sugiyono, 2012: 407). Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan sebuah produk. Produk dari penelitian pengembangan dapat berupa media pembelajaran, model pembelajaran, multimedia atau perangkat pembelajaran dan lain-lain.


Penelitian pengembangan mempunyai ciri-ciri berupa produk yang dihasilkan dapat dirasakan secara langsung untuk pembelajaran. Menurut Moh. Ainin (2013: 98) ciri-ciri dari penelitian pengembangan tersebut sebagai berikut:

1. Produk berbasis masalah

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini harus dibuat yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, langkah awal yang harus dilakukan adalah studi pendahuluan untuk menghasilkan produk yang relevan dengankebutuhan.

2. Uji cobap 

Untuk menghasilkan produk yang layak untuk digunakan, maka perlu dilakukan uji coba produk atau penilaian terhadap produk yang dikembangkan. Penilaian tersebut bisa diberikan kepada ahli bidang produk dan calon pengguna.

3. Revisi produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan tidak langsung diaplikasikan dalam pembelajaran. Akan tetapi, setelah produk yang dihasilkan diberi penilaian oleh para ahli,pengguna, maupun uji lapangan, maka dari penilaian tersebut dapat dilihat produk yang dihasilkan harus direvisi atau tidak.

4. Tidak menguji teori

Hakikatnya tujuan dalam penelitian pengembangan bukan untuk menguji teori, namun mengembangkan teori untuk produk yang dihasilkan.

Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar

 

Menurut Arikunto (dalam Elhefni, 2011: 314-315) di dalam evaluasi hasil belajar terdapat tujuan atau fungsi, yaitu sebagai berikut:

1)   Evaluasi berfungsi selektif

Dengan cara mengadakan evaluasi,  guru  memiliki  cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswa. Evaluasi itu sendiri memiliki tujuan, yaitu untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, naik kelas atau tingkatan berikutnya, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, dan untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.

2)   Evaluasi berfungsi diagnostik

Apabila    alat    yang    digunakan    dalam    evaluasi    cukup memenuhi  persyaratan,  maka  melihat  hasilnya,  guru  akan mengetahui  kelemahan  siswa.  Di  samping  itu  diketahui pula   sebab-sebab   kelemahan   itu.   Dengan   diketahuinya sebab kelemahan dari kelemahan tersebut,  akan  lebih  mudah  untuk memecahkan kesulitan tersebut dan mencari cara untuk mengatasinya.

3)   Evaluasi berfungsi penempatan

Setiap  siswa  sejak  lahirnya  telah  membawa  bakat  sendiri-sendiri    sehingga    pelajaran    akan    lebih    efektif    apabila disesuaikan   dengan   pembawaan   yang   ada.   Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran   secara   kelompok.   Untuk   dapat   menentukan dengan   pasti di   kelompok   mana   seorang   siswa   harus di tempatkan dalam situasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. 

Dirman dan Cicih Juarsih (2014: 33) tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui kefektifan proses dan hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat dari skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.

 

Mengacu pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan memiliki beberapa macam jenis penilaian atau evaluasi hasil belajar yaitu Ulangan Harian yang dilaksanakan untuk mengukur pencapaian pada peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD), Ulangan Tengah Semester dilaksanakan setelah melakukan kegiatan pembelajaran 8-9  minggu, Ulangan Akhir Semester ialah kegiatan yang dilaksanakan guna untuk mengukur pencapaian standar kompetensi pada akhir semester ganjil, Ulangan Kenaikan Kelas dilaksanakan diakhir semester genap, Ujian Sekolah dilaksanakan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi yang diperoleh peserta didik yang merupakan salah satu syarat kelulusan, dan Ujian Nasional dilaksanakan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

 

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi hasil belajar dibutuhkan untuk melihat sudah baik atau belumnya proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, hal tersebut dapat berupa angka, huruf, kata, atau simbol. Evaluasi hasil belajar dapat dilaksanakan pada saat Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah, dan Ujian Nasional. 

Evaluasi hasil belajar

 Evaluasi merupakan suatu komponen pendidikan yang harus dilaksanakan secara sistematis dan terencana sebagai alat ukur keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran (Faizah, 2019: 44). Seperti yang dikatakan (Mahmudi, 2011: 112) tolak ukur keberhasilan suatu program dapat diketahui dengan diadakannya evaluasi yang merupakan proses pengumpulan informasi untuk membantu pihak-pihak tertentu mengambil keputusan tentang suatu objek. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan bagian penting yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan serta menjadi tolak ukur suatu keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam proses tersebut dibutuhkan pengumpulan informasi tentang suatu objek yang akan dievaluasi.

 

Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud ialah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku. Menurut (Nurmala et al., 2014: 6) hasil belajar ialah  kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan menurut Sudjana (dalam Firmansyah, 2015: 37) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya. Berdasarkan yang dikemukakan toleh Nurmala dan Sudjana, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar yang dapat dilihat dari perubahan tingkah lakunya.

 

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan para ahli mengenai evaluasi dan hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses yang bersifat kontinu dan sistematis yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan baik atau belum