Monday, 21 February 2022

Peluang usaha

 Lismiatun dkk. (2020 : 40) mengemukakan bahwa peluang usaha adalah sebuah kreasi yang berdiri sendiri, lahir dari pemikiran sendiri, extraordinary, serta kemandirian. Wirausahawan harus memiliki pemikiran kreatif dan inovatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar dapat meminimalisir kendala atau hambatan dalam menjalankan usahanya. Sering kali seseorang memiliki keinginan untuk mendirikan usaha karena didorong adanya peluang usaha atau melihat adanya peluang usaha. Maka dari itu menurut Bygrave dalam Saiman (2017 : 74), ada tiga komponen utama yang sebaiknya diteliti dan dievaluasi bagi seseorang yang ingin sukses untuk membuka usaha baru, yaitu: 

1. The opportunity-kesempatan. Apakah kita dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dan menjalaninya dikemudian hari.

2. The entrepreneur (and the management team)-entrepreneur dan tim manajemen. Apakah kita mampu menjadi wirausahawan dan membentuk tim manajemen yang kuat.

3. The resources needed to start the company and make it glow-kebutuhan berbagai sumber daya untuk memulai usaha dan pertumbuhan perusahaan. Apakah berbagai sumber daya yang mungkin kita perlukan mampu kita sediakan, minimal sumber bahan baku, sumber daya manusia, sumber daya modal. Lebih jauh jika memungkinkan mampu menguasai faktor produksi utama atau 6M (men, money, material, machine, method, dan market) plus sumber daya tanah dan manajemen.

Selain itu, kita harus mengetahui strategi menangkap peluang usaha. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Saiman (2017 : 76) bahwa membuka usaha adalah sesuatu yang sangat berisiko dan penuh ketidakpastian namun dibalik itu ada potensi yang menjanjikan bila usaha tersebut berhasil. Poin-poin berikut ialah tentang bagaimana strategi untuk menghadapi usaha yang selalu berpeluang untung dan atau berpeluang rugi:

1. Pada saat usaha mengalami/berpeluang untung

Keuntungan atau laba itu harus digunakan untuk menghasilkan keuntungan baru berikutnya. Uang harus dijadikan uang untuk menghasilkan uang lagi yang lebih banyak lagi. Setelah untung jika mungkin bukan untuk mencari hutang atau menimbun hutang dan atau menambah beban atau berfoya-foya. Kecenderungan ini justru akhirnya akan menjadi sebaliknya, kegagalan usaha.

2. Pada saat usaha mengalami kerugian atau berpeluang rugi

Pada saat usaha mengalami kerugian, jangan membuat kita putus asa. Kegagalan harus dapat dijadikan guru atau pengalaman yang baik dan berharga karena kita dapat mempelajari berbagai kesalahan, kekurangan, kelemahan, dan atau kegagalan kita. Sehingga, dikemudian hari meminimalisir kemungkinan faktor penyebab kegagalan.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment