PENGGUNAAN
MEDIA TIK-TOK DALAM PEMBELAJARAN TARI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI
SMA
N 1 SEPUTIH AGUNG
(Metodologi
Penelitian)
Oleh
:
Ivan
Setiawan (1713043017)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SENI TARI
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Masalah
Pendidikan seni
khususnya seni tari
di sekolah pada
dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan
kepekaan rasa estetika
sehingga terbentuk sikap
kritis, apresiatif dan kreatif
serta keterampilan pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini mungkin
tumbuh jika dilakukan
dengan proses kegiatan
pada siswa yang meliputi keterlibatan siswa dalam segala
aktivitas seni tari di dalam kelas. Secara umum, permasalahan
yang dihadapi siswa
khususnya dalam bidang
seni tari antara lain siswa mempunyai kesulitan dalam menangkap
dan menyerap pembelajaran yang
diberikan oleh guru
serta minimnya daya
kreativitas dan keterampilan siswa.
Kesulitan siswa seperti
ini memerlukan pendekatan komunikatif dari
guru dalam pembelajaran
agar siswa mampu
untuk memahami secara utuh proses
dari pembelajaran seni tari. Namun, saat ini pendidikan seni di sekolah umum
belum mencapai tujuan yang diharapkan.Kedudukan
pembelajaran seni tari
masih dipandang sebelah
mata. Ini terlihat bahwa
pembelajaran seni tari masih belum memiliki perubahan kurikulum seperti
layaknya pelajaran-pelajaran lainnya. Kedudukan pembelajaran seni tari di SMA N
1 Seputih Agung termasuk ke dalam
mata pelajaran seni
budaya dalam keterampilan (SBK)
yang di dalamnya
terdapat pembelajaran seni
musik, seni rupa, seni
tari, dan teater.
Pembelajaran ini diberikan
secara bergantian pada setiap
minggunya. Oleh sebab
itu, pembelajaran seni
tari masih kurang
efisien
Karena
pembelajaran tari bukan
terletak pada kemahiran
dan keterampilan gerak tetapi
lebih kepada kemungkinannya untuk
memperkembangkan daya ekspresi siswa. Keterampilan menari
adalah kegiatan seseorang
yang sedang melakukan tari. Orang
yang sedang menari
disebut penari. Menari
berbeda dengan bermain, berpantomim atau
bersenam. Seorang anak
dapat dikatakan menari
apabila anak menyadari bahwa ia
sedang menari, bukan sedang bermain, bukan sedang senam. Anak menyadari
bahwa ia sedang
mengungkapkan sesuatu melalui
tarian yang sedang ditarikan.
Sesuatu itu dapat
berupa gagasan, perasaan,
pengalaman atau pikiran. Anak
tidak bergerak spontanitas.
Ia bergerak berdasarkan
gerak yang telah disusun
dan ditata. Ukuran
keberhasilan siswa SMA
dalam menari apabila anak
tersebut mencapai tujuan
pembelajaran. Di dalam
proses pembelajaran tari,
guru harus dapat
menciptakan suasana kebebasan bergerak kepada anak didiknya. Guru diharapkan
membimbing siswa dapat
mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri
yang unik sesuai
dan cara bergerak sesuai dengan
perasaannya. Bentuk kegiatan guru
dalam membimbing anak
didiknya belajar menari,
adalah: (1) latihan mempersiapkan
tubuh sebagai alat
ekspresi, (2) latihan gerak
kepala, tangan, badan, dan
kaki untuk menumbuhkan
kesadaran kepada anak
didiknya bahwa seluruh anggota
badan merupakan sumber
gerak tari, (3) latihan bergerak dengan ritme
untuk tujuan memperkenalkan dan
membiasakan anak menanggapi birama, tempo dan frase dalam
musik iringan tarinya, (4) latihan bergerak dengan arah untuk
tujuan membiasakan anak
dapat cepat menyesuaikan
dengan tempat menari, (5)
latihan bergerak dengan
membentuk formasi untuk
tujuan melatih konsentrasi, dapat
cepat menyesuaikan dengan
tempat menari dan
melatih kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran merupakan
salah satu cara
yang dilakukan seseorang
untuk dapat menjalani
kehidupannya dengan lebih baik. Proses penerimaan pembelajaran akan
berpengaruh terhadap moral dan
kepribadian siswa dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran
akan sampai pada siswa bila didukung dengan komponen-kompenen yang
terdapat dalam proses
pembelajaran. Komponen tersebut
meliputi materi, media,
metode, evaluasi, dan tujuan
pembelajaran. Semua itu
saling mendukung apabila
terjadi suatu komunikasi yang
dipahami oleh semua
pihak, termasuk guru
dan peserta didik yang terkait dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik
apabila semua komponen dapat saling
berkesinambungan dengan pola
komunikasi yang dapat
dipahami, yaitu dengan pemilihan komponen pembelajaran yang tepat
sehingga tujuan yang direncanakan
dapat tercapai. Salah
satu komponen pembelajaran
adalah materi pembelajaran, pemilihan
materi dalam setiap
mata pelajaran telah
diatur dalam kurikulum sesuai
dengan tingkatan sekolah.
Berbagai pengetahuan diberikan kepada siswa
untuk dipelajari, salah
satunya adalah pembelajaran
seni. Melalui pembelajaran seni,
kepekaan seseorang terhadap
keindahan, kesopanan, sikap saling
menghargai, sensitivitas pada
lingkungan sekitar baik
di bidang seni maupun
bidang lainnya akan
cukup berpengaruh terhadap
kehidupannya. Juju Masunah mengungkapkan
bahwa:
Tujuan
dari pendidikan seni
adalah untuk menumbuhkan
kemampuan mengapresiasi seni dan
budaya bagi perserta
didik. Melaui pendidikan seni
fisik dan psikis siswa
dapat dibantu perkembangkannya secara
seimbang.selain itu
diharapkan sikap apresiatif
masyarakat, khususnya generasi
muda dapat tumbuh terhadap segala sesuatu mengenai seni
dan budaya Indonesia. Sikap apresiatif
siswa dapat ditumbuhkan
salah satunya dengan pembelajaran pendidikan seni. Di
dalam pelajaran pendidikan seni terdapat unsur-unsur seni yang dipelajari
diantaranya adalah seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni drama
atau teater, yang saling berhubungan.
Bila semua unsur
dipelajari dengan baik maka dapat membantu terwujunya keseimbangan
perkembangan fisik dan psikis siswa. Dengan pembelajaran seni tari yang
terpadu, siswa dapat dilatih perkembangan fisik dan psikisnya. Melalui
pembelajaran seni tari,
guru dapat mengembangkan
bakat dan kemampuannya dalam
hal bergerak maupun
berfikir, pada akhirnya
siswa akan mengerti dan
memahami materi yang
diberikan, tetapi guru
tidak hanya menyampaikan bahan
ajar, guru juga dituntut pula untuk bisa menggali bakat dan kreativitas yang
dimiliki siswa. Kenyataan di lapangan
proses pembelajaran yang
telah dirancang dengan baik tidak sepenuhnya dapat menjamin
keberhasilan proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai
hal, diantaranya: guru
kurang memahami dalam mengajar,
sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pembelajaran serta hal
lainnya. Kondisi tersebut
tentu saja kegiatan
pembelajaran yang dilakukan kurang dapat menumbuhkembangkan segala
potensi yang dimiliki oleh siswa.
Siswa cenderung pasif
dalam mengikut pelajaran,
sehingga hakikat dari tujuan pendidikan kurang optimal.
Pada
proses pembelajaran seni
tari guru cenderung
mendemontrasikan gerak-gerak
pokok saja dan
siswa mengikutinya tanpa
mengetahui makna dan tujuan
dari tarian tersebut.
Oleh karena itu
perlu adanya suatu cara
yang baru untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran
salah satunya menggunakan metode pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi yang
dilakukan. Peneliti mengaplikasikan
pembelajaran tari melalui Media social tik tok. Tik tok adalah sebuah
media audio visual yang berupa video dan
foto yang di
buat dengan disandingkan
berbagai music. Media
ini adalah sebuah media
yang menyebarluaskan berbagai
kreatifitas dan keunikan
setiap penggunanya dengan melalui gerakan tari. Media social tik tok ini
merupakan media social yang memberikan efek special yang unik dan menarik yang
bisa digunakan oleh para pengguna nya.
Media social ini dapat
membuat pengguna (peserta
didik) merasa senang, karena video-video tari yang mereka
buat dengan berbagai
music. Dengan menggunakan
media tersebut setiap
penggunanya pun tidak
bisa hanya sekali
dua kali karena begitu senang nya mereka menggunakan
media social tiktok. Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran seni tari
yang menyenangkan, salah satunya adalah melalui penggunaan media dalam
pembelajaran.
Dalam
hal ini guru harus
dapat memilih media pembelajaran
yang tepat untuk
menciptakan proses pembelajaran
yang kondusif. Teknologi
pembelajaran tumbuh dari
praktek pendidikan dan
gerakan komunikasi melalui aplikasi tiktok. Teknologi Pembelajaran
semula dilihat sebagai teknologi
peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat
bantu aplikasi tik tok. Teknologi
Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu psikologi pembelajaran,
pendekatan sistem dalam pendidikan dan media dalam pendidikan.Media yang
digunakan sebagai rangsangan
keterampilan menari siswa yaitu
dengan menggunakan media aplikasi
tiktok. Dalam bidang komunikasi, pengertian media aplikasi tiktok berarti
wadah atau sarana
komunikasi untuk menuangkan kreatifitas.
Media komunikasi sangat berperan
dalam mempengaruhi perubahan
masyarakat. Selain itu,
peran guru yang biasanya mendemonstrasikan gerak, dapat
menggunakannya sebagai media bantu dalam
membimbing siswa secara
menyeluruh, materi pembelajaran
yang dibuat ke dalam aplikasi tiktok
yang bisa dipelajari di rumah sehingga siswa dapat terus berlatih tanpa
mengandalkan pertemuan di kelas saja. Kekurangan dalam
penggunaan media pembelajaran
berupa audio visual yaitu
terbatasnya ruangan yang
dapat dipergunakan untuk
kebutuhan tersebut yaitu harus
ruangan khusus dan lengkap dengan multi media itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka di peroleh
rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
1.2.2
Bagaimana hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka di peroleh
tujuan sebagai berikut :
1.3.1
Mendeskripsikan penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
1.3.2
Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkam dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1.4.1
Penelitian ini dapat menambah referensi dan wawasan yang lebih untuk peneliti
tentang penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung
1.4.2
Bagi guru di harapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan
pembelajaran yang lebih berkualitas dan bervariasi untuk mencapai hasil belajar
siswa secara optimal dengan memanfaatkan teknologi yang semakin hari semakin
berkembang
1.4.3
Bagi siswa di harapkan dengan adanya penelitian ini siswa dapat termotivasi
dalam belajar dan dapat mencapai hasil belajar yang optimal
1.4.4
Bagi mahasiswa di harapkan penelitian ini di jadikan motivasi untuk penelitian
selanjutnya
1.5 Ruang Lingkup
Ruang
lingkup penelitian ini mencakup pbjek, subjek, tempat dan waktu penelitian
sebagai berikut:
1.5.1
Objek Penilitian
Objek dalam penelitian ini adalah
media tik-tok
1.5.2
Subjek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang mengikuti Ekstrakurikuler tari di
SMAN 1 Seputih Agung
1.5.3 Tempat Penelitian
Tempat
penelitian ini adalah di SMAN 1 Seputih Agung jalan Panca Bhakti kecamatan
Seputih Agung kabupaten Lampung Tengah
1.5.4 Waktu Penelitian
Penelitian
ini di laksanakan selama satu bulan penelitian dengan pertemuan sebanyak empat
kali
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Aji Wisnu Nugroho (2018) dalam jurnal
yang berjudul Aplikasi tik tok sebagai
media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Fokus penelitian ini
membahas tentang aplikasi tik tok yang di gunakan dalam proses pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah Aplikasi Tik Tok
bersama dengan pengunaan metode dan teknik yang tepat, dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Dengan fiturnya yang beragam dan kemudahan dalam pengoperasian, maka
pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diimplemtasikan dalam pembelajaran Bahasa
dan sastra Indonesia. Penelitian ini relevan di jadikan referensi karena
memiliki kesamaan pada penggunaan media pembelajaran menggunakan aplikasi
tiktok. Adapun perbedaannya terletak pada materi pembelajaran yang di teliti.
Ni Made Dian Widiastuti (2018) dalam
jurnal yang berjudul Inovasi Aplikasi
Media Pembelajaran Tari Bali Berbasis Android. Penelitian ini membahas
tentang penggunaan aplikasi yang ada dalam android sebagai pembelajaran tari
cendrawasih. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi pembelajaran tari Bali
berbasis android merupakan aplikasi yang menampilkan bentuk gerak tari
Cendrawasih yang disusun secara sistematis dan terstruktur dengan menggunakan
android studio untuk menjalankan media ke dalam smartphone bersistem operasi
android. Penelitian ini relevan di jadikan referensi karena memiliki kesamaan
pada penggunaan media berbasis aplikasi dari android. Adapun perbedaanya
terletak pada media yang di gunakan dalam pembelejaran penggunaan aplikasinya
tidak sama.
Putri Mariani (2019) dalam skripsi yang
berjudul Penggunaan Media E-Learning
Dalam Pembelajaran Tari Sigegh Pengunten Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari SMA
YADIKA Bandar Lampung. Hasil Pada saat media e-learning digunakan guru
memberikan stimulus kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa. Siswa mampu
merespons stimulus itu dengan baik, sehingga siswa mengalami perubahan dalam
proses dan hasil pembelajaran. Skripsi ini relevan di jadikan referensi karena
memiliki kesamaan dalam metode yang di gunakan karena menggunakan media
elektronik dalam proses pembelajaran tari. Adapun perbedaannya terletak pada
media yang di gunakan dalam pembelajaran tari.
2.2 Media Sosial Tik Tok
Media sosial adalah medium di internet
yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi,
bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan
sosial secara virtual. (Rulli Nasrullah, 2012:11) Karakteristik umum yang dimiliki
setiap media sosial yaitu adanya keterbukaan dialog antar para pengguna. Sosial
media dapat dirubah oleh waktu dan diatur ulang oleh penciptanya, atau dalam
beberapa situs tertentu, dapat diubah oleh suatu komunitas. Selain itu sosial
media juga menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Seperti
diketahui, sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan orang
berkomunikasi dengan cara sms atau telpon lewat handphone. Namun sekarang
dengan adanya media sosial, orang cenderung berkomunikasi lewat layanan obrolan
(chat) atau berkirim pesan lewat layanan yang tersedia di media sosial. Arus
perkembangan tenologi ini bagaimana pun tak akan bisa kita bending, sebagian
besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai situs jejaring
sosial tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan aplikasi Tik Tok
menjadi primadona, digandrungi dan menarik minat para milenial, yang mayoritas
anak usia sekolah. Tik Tok dapat diolah menjadi media pembelajaran yang menarik
dan interaktif
2.3 Media Pembelajaran
Menurut I Wayan Santyasa (2007: 3),
proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yakni guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan
tujuan pembelajaran. Guru dalam mengajar harus menggunakan media secara efektif
dan mencari, menemukan, serta memilih media yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
belajar. Sehingga dapat menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan
kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok
belajarnya. Karaketristik ini antara lain adalah kematangan anak dan latar
belakang pengalamannya serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia
perkembangannya. Aplikasi Tik Tok dapat digunakan sebagai media pembelajaran
yang efektif. Karena Aplikasi Tik Tok memenuhi kebutuhan belajar siswa,
aplikasi Tik Tok menarik minat siswa karena keterbaharuannya, dan memiliki
banyak fitur yang dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Dan yang
terakhir aplikasi Tik Tok ekuivalen dengan perkembangan kematangan dan
pengalamannya serta karakteristik peserta didik yang merupakan generasi
milenial, yang lekat dan dekat dengan dunia digital khususnya gawai.
2.4 Ekstrakulikurer
Pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah.
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tersebut sejalan dengan pernyataan
Wahjosumidjo (2008: 256) yang mendefinsiikan ekstrakurikuler sebagai kegiatan
siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah, dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai materi pelajaran,
penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran
berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Berbeda dari
pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat
kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah.
2.5 Kerangka berfikir
Di
dalam proses pembelajaran tari, guru harus dapat menciptakan suasana kebebasan
bergerak kepada siswa didiknya. Guru diharapkan membimbing siswa dapat
mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri yang unik sesuai dan cara bergerak
sesuai dengan perasaannya. Kemampuan
guru tari kreatif lebih cenderung berkaitan dengan visi misi sekolah yang
dikembangkan sehingga tari kreatif lebih menyesuaikan dengan sekolah
masing-masing. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta (KBBI, 2001 :559).
Moustakis (1978) mengemukakan kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan
mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan
dengan diri sendiri, alam dan orang lain. Guru sebagai pemegang peranan utama
dalam pembelajaran diharapkan dapat memilih baik metode maupum media
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Aplikasi Tik Tok bersama dengan pengunaan metode dan teknik yang tepat, dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk pembelajaran
tari. Dengan fiturnya yang beragam dan kemudahan dalam pengoperasian, maka
pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diimplemtasikan dalam pembelajaran tari.
BAB III
3.1 Metode Penelitian
Desain
penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian yang berisi tentang
rancangan pelaksanaan penelitian mulai dari mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisis data agar terlaksana secara sistematis. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan proses peserta didik dalam
mempelajari tari kiamat dalam pendidikan nonformal. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013:3). Jenis penelitian
deskriptif analisis kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan secara rinci
mengenai fakta yang ada di lapangan terkait proses penggunaan media tik-tok
dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari
Penelitian
ini dilakukan melalui beberapa tahap-tahap secara sistematis agar diperoleh
data yang sistematis pula. Terdapat empat tahap yang akan dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu mulai tahap pra-lapangan, lapangan, analisis data, dan
penulisan laporan (Moleong, 2011:85). Tahap pra-lapangan merupakan tahap
penjajakan lapangan. Enam langkah yang dilakukan dalam tahap pra- lapangan,
yaitu:
a. Memilih Sekolah
yaitu di kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 SEPUTIH AGUNG
b. Permohonan izin
kepada pihak Sekolah agar penelitian ini dapat dilaksanakan di Sekolah
tersebut. Permohonan ini berupa surat penelitian pendahuluan dan surat izin
penelitian.
c. Melakukan observasi
awal terhadap pelatih dan peserta didik yang melaksanakan proses pembelajaran
tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari
d. Melakukan wawancara
kepada narasumber dan pelatih ekstrakulikuler tari
e. Menyusun rancangan
penelitian setelah mengetahui permasalahan yang terletak pada proses penggunaan
media tik-tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari
f. Menyiapkan
perlengkapan penelitian yang akan digunakan selama proses penelitian.
Perlengkapan tersebut berupa lembar pengamatan peserta didik, lembar pengamatan
pelatih, dan alat dokumentasi.
3.2
Fokus Penelitian
Fokus
kajian dalam penelitian ini tertuju pada bagaimana pembelajaran tari
pada kegiatan ekstrakurikuler tari menggunakan media tik tok. Objek formal
dalam penelitian ini yaitu hubungan penggunaan media tik tok dengan siswa tari,
sedangkan objek material yaitu pembelajaran tari.
3.3
Tempat penelitian
Penelitian berkaitan dengan
Penggunaan media tik-tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler
tari SMA N 1 SEPUTIH AGUNG yang berada di kebupaten lampung tengah. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang masih rutin dan aktif dalam melakukan
kegiatan ekstrakurikuler terkhusus dibidang seni tarinya. Berkenaan dengan hal
tersebut maka pengambilan data penelitian ini dilakukan kepada sekolah yang
benar-benar aktif dalam hal tersebut, sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan informasi sebagai sumber data dalam penelitian ini.
3.4
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
2014:308)
3.5
Observasi
Peneliti bertindak sebagai pelatih dan pengamat
(observasi partisipasi) pada kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 Seputih
Agung yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi untuk menunjang
proses penelitian. Observasi dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan
sehari-hari pembelajaran tari siswa yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagaisumber data penelitian, dengan observasi ini maka data yang didapat akan
lebih lengkap, sampai mengetahui pada tingkat mana setiap perilaku yang tampak
(Sugiyono, 2014:204).
Observasi ini guna memusatkan perhatian terhadap
hal-hal yang berhubungan dengan objek yang dilihat baik untuk pelatihan dan
tenaga pendidik (pelatih), sarana dan prasarana ataupun metode yang digunakan.
Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler
tari SMA N 1 Seputih Agung sesuai dengan batasan penelitian. Pada proses
observasi lebih ditekankan pada pengamatan peserta didik saaat melakukan proses
pelatihan.
3.6
Wawancara
Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana
dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang
orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi
langsung alatpemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi
(laten) atau manifest (Sutrisno Hadi, 1989:192 ) Wawancara dalam penelitian ini
dilakukan kepada guru untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran
ekstrakulikuler tari. Selanjutnya wawancara dengan siswa untuk mendapatkan data
mengenai latar belakang dan kemampuan masing-masing siswa dalam menari serta hasil
dari pembelajaran tari sebelum menggunakan media sebagai penunjang dalam
meningkatkan kreativitas gerak pada siswa. Selanjutnya wawancara dengan kepala
sekolah dan waka kurikulum untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran
ekstrakulikuler tari yang diterapkan di SMAN 1 Seputih Agung.
3.7
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Studi dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 329). Dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengumpulkan data berupa gambaran umum lokasi penelitian, foto
dan video proses saat pemeljaran ektrakulikuler tari. Dokumentasi berupa foto
dan video pembelajaran tari yang digunakan untuk melengkapi data primer hasil
wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti juga melakukan pengambilan data
berupa gambar visual yang dilakukan melalui pendokumentasian gambar objek dalam
bentuk foto dan video mengenai proses pembelajaran tari menggunakan kamera
digital yang dapat menjadi acuan penelitian. Foto dan video tersebut
selanjutnya menjadi bahan pengamatan untuk memahami lebih mendalam terhadap
objek penelitian.
3.8
Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data dalam penelitian in
menggunakan kriteria derajat kepercayaan data (credibility). Menurut Sundari, T
(2001) derajat kepercayaan data atau validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Derajat kepercayaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi (triangualtion) menurut Bachri, B.S. (2010)
yaitu suatu pendekatan analisa data yang mensintesa dari berbagai sumber.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah triangulasi sumber. Menurut Bachri, B. S. (2010) triangulasi sumber
yaitu membandingkan, mencek ulang serajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui sumber yang berbeda. Teknik triangulasi sumber yang dilakukan
dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai langkah, yaitu sebagai berikut
wawancara, observasi, dokumen. Sumber yang dimaksud dalam hal ini adalah
guru/pelatih esktrakulikuler tari, dan seluruh siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler tari. Dari kedua sumber tersebut selanjutnya dilakukan kroscek
untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan keabsahannya.
3.9
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan model analisis interaktif seperti yang diungkapkan Miles dan
Huberman (dalam Nugroho & Dwijayanti,2016). Yaitu proses analisis yang
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data ini
dilakukan melalui empat tahap, yaitu : tahap pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Agar lebih jelas, maka akan dipaparkan
keempat tahap dalam proses analisis data sebagai berikut :
Gambar 3.1 Komponen analisis data
model Miles & Huberman (Nugroho & Dwijayanti, 2016)
3.9.1
Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang berisi tentang apa yang
dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dialami, dan temuan tentang apa yang
dijumpai selama penelitian yang merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk
tahap berikutnya. Data yang dimaksudkan adalah data yang berhubungan dengan
permasalahan tentang Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari
pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung
3.9.2
Reduksi Data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai
dengan fokus penelitian. Hasil penelitian di lapangan sebagai bahan mentah
dirangkum, direduksi, kemudian disusun supaya lebih sistematis untuk
mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh apabila
diperlukan kembali. Langkah selanjutnya adalah penyusunan data hasil reduksi
dalam bentuk satuan-satuan (Nugroho & Dwijayanti, 2016). Reduksi data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Langkah pertama peneliti ialah mengumpulkan data
hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai bagaimana proses penggunaan
media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di
SMAN 1 Seputih Agung
Langkah kedua
yaitu menyeleksi data kemudian di klarifikasi sesuai dengan permasalahan
penelitian.
Langkah ketiga yaitu memilih data yang relevan
dengan sasaran penelitian yaitu mengenai bagaimana proses penggunaan media tik
tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1
Seputih Agung.
Langkah keempat menyederhanakan yaitu dengan cara
menguraikan data. Selanjutnya data dianalisis sehingga memperoleh data yang
matang sesuai dengan sasaran penelitian mengenai bagaimana proses penggunaan
media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di
SMAN 1 Seputih Agung
3.9.3
Display atau Penyajian Data
Data penelitian mengenai akan penggunaan media tik
tok dalam pembelajaran tari disajikan secara deskriptif baik dalam bentuk
kata-kata maupun dalam bentuk gambar, tabel dan diagram. Penyajian data dapat
berupa bentuk tulisan atau kata-kata hasil wawancara dengan guru/pelatih ekstrakurikuler
tari dan seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler, gambar atau
foto-foto hasil dari observasi peneliti dari proses penggunaan media tik tok
dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler maupun yang berasal dari
dokumentasi-dokumentasi milik sekolah, guru dan siswa dll., serta grafik dan
tabel yang berhubungan dengan bagaimana proses penggunaan media tik tok dalam
pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung.
3.9.4
Display atau Penyajian Data
Tahap penarikan kesimpulan ini menyangkut
interpretasi peneliti, yaitu penggambaran makna dari data yang ditampilkan.
Peneliti berupaya mencari makna dibalik data yang dihasilkan dalam penelitian
serta menganalisa data kemudian membuat kesimpulan. Data-data yang sudah di
reduksi dan disajikan dalam susunan yantg sistematis tersebut kemudian
dianalisa guna menghasilkan sebuah kesimpulan dari penelitian mengenai
1.
Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
2.
Bagaimana hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?
LAMPIRAN 1.
INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK PADA KEGIATAN
EKSTRAKULIKULER TARI DI SMA N 1 SEPUTIH AGUNG
PEDOMAN OBSERVASI
Pengamatan
(observasi) yang dilakukan dalam penelitian ini secara umum ialah mengamati
pembelajaran ektrakulikuler tari di SMAN 1 SEPUTIH AGUNG beserta ruang lingkup
dan unsur lain yang berperan penting di dalamnya dengan beberapa aspek yang
diamati sebagi berikut :
Gambaran Umum SMAN 1
SEPUTIH AGUNG
·
Profil
·
Visi Misi
·
Kurikulum yang digunakan
·
Data guru dan data siswa yang mengikuti ekstrakulikuler
tari
Kegiatan Ektrakulikuler
Tari
·
Proses kegiatan tari
·
Aktivitas guru
·
Aktivitas siswa sebagai penari
Bentuk Ekstrakulikuler
Tari
·
Pengenalan ragam gerak tari
·
Teknik dasar gerak tari
·
Presentasi/praktek
Peran Pendukung Dalam
Proses Kegiatan Ektrakulikuler Tari
·
Peran guru
·
Peran siswa
·
Peran kepala sekolah
·
Peran wali murid
·
Peran anggota keluarga
PEDOMAN
WAWANCARA
Wawancara
dalam penelitian ini akan dilakukan kepada kepala sekolah, waka kurikulum, guru
seni budaya, dan siswa secara langsung dengan beberapa aspek yang diwawancarai
sebagai berikut :
Pembelajaran
ektrakulikuler tari di SMAN 1 SEPUTIH AGUNG
1.
Tari apa sajakah yang sudah dipelajari ?
2.
Bagaimana proses pembelajaran tari yang
dilakukan ?
3.
Metode apa yang digunakan saat proses pembelajaran tari?
4.
Bagaimana Respon siswa terhadap pembelajaran tari? apakah ada yang mengeluh ?
5.
Bagaimana latar belakang kemampuan siswa dalam menari ?
6.
Apakah semua siswa sudah memahami dan bisa mempraktikan tari yang dipelajari ?
7.
Apakah siswa sudah bisa mengkreasikan sendiri gerakan dalam tari ?
DAFTAR PUSTAKA
Sendy,
Cecilia. 2016. Pengaruh Kepercayaan Diri
Terhadap Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Awal. Yogyakarta :
Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Rasyidah,
Dyah. 2017. Pengaruh Penggunaan Media
Sosial Dan Jenis-Jenis Media Sosial Terhadap Intensitas Belajar Pai Siswa Kelas
Viii Di Smp N 3 Karangdowo Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017 . Surakarta :
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta Skripsi
Dahliyana, Asep. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di
Sekolah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam
http://www.definisi-pengertian.com/2015/10/definisi-pengertian-mediapembelajaran-ahli.html.
Diakses tanggal 12 April 2020 pukul 20.50 WIB.
Bachri,
B. S. (2010). Meyakinkan validitas data
melalui triangulasi pada penelitian kualitatif. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 10(1), 46-62.
Nugroho,
A. A., & Dwijayanti, I. (2016). Proses
berpikir mahasiswa ditinjau dari kemampuan metakognitif awal dalam pemecahan
masalah matematis.
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.Alfabeta. Bandung. 334 hlm.
Soedarni,
T. (2001). Pengujian keabsahan data
penelitian kualitatif. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.
0 comments:
Post a Comment