Sunday, 24 October 2021

metodologi penelitian aplikasi tik tok

 

PENGGUNAAN MEDIA TIK-TOK DALAM PEMBELAJARAN TARI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI

SMA N 1 SEPUTIH AGUNG

 

(Metodologi Penelitian)

 

 

 

 

 

 

Oleh :

 

Ivan Setiawan (1713043017)

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang Masalah

Pendidikan  seni  khususnya  seni  tari  di  sekolah  pada  dasarnya  diarahkan untuk  menumbuhkan  kepekaan  rasa  estetika  sehingga  terbentuk  sikap    kritis, apresiatif dan kreatif  serta keterampilan pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini  mungkin  tumbuh  jika  dilakukan  dengan  proses  kegiatan  pada  siswa  yang meliputi keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni tari di dalam kelas. Secara umum,  permasalahan  yang  dihadapi  siswa  khususnya  dalam  bidang  seni  tari antara lain siswa  mempunyai kesulitan dalam   menangkap   dan   menyerap pembelajaran  yang  diberikan  oleh  guru  serta  minimnya  daya  kreativitas  dan keterampilan   siswa.   Kesulitan   siswa   seperti   ini   memerlukan   pendekatan komunikatif  dari  guru  dalam  pembelajaran    agar  siswa  mampu  untuk  memahami secara utuh proses dari pembelajaran seni tari. Namun, saat ini pendidikan seni di sekolah umum belum mencapai tujuan yang diharapkan.Kedudukan  pembelajaran  seni  tari  masih  dipandang  sebelah  mata.  Ini terlihat bahwa pembelajaran seni tari masih belum memiliki perubahan kurikulum seperti layaknya pelajaran-pelajaran lainnya. Kedudukan pembelajaran seni tari di SMA N 1 Seputih Agung termasuk  ke  dalam  mata  pelajaran  seni  budaya  dalam keterampilan  (SBK)  yang  di  dalamnya  terdapat  pembelajaran  seni  musik,  seni rupa,  seni  tari,  dan  teater.  Pembelajaran  ini  diberikan  secara  bergantian  pada setiap  minggunya.  Oleh  sebab  itu,  pembelajaran  seni  tari  masih  kurang  efisien

Karena  pembelajaran  tari  bukan  terletak  pada  kemahiran  dan  keterampilan  gerak tetapi  lebih  kepada  kemungkinannya  untuk  memperkembangkan  daya  ekspresi siswa.          Keterampilan  menari  adalah  kegiatan  seseorang  yang  sedang  melakukan tari.  Orang  yang  sedang  menari  disebut  penari.  Menari  berbeda  dengan  bermain, berpantomim  atau  bersenam.  Seorang  anak  dapat  dikatakan  menari  apabila  anak menyadari bahwa ia sedang menari, bukan sedang bermain, bukan sedang senam. Anak  menyadari  bahwa  ia  sedang  mengungkapkan  sesuatu  melalui  tarian  yang sedang  ditarikan.  Sesuatu  itu  dapat  berupa  gagasan,  perasaan,  pengalaman  atau pikiran.  Anak  tidak  bergerak  spontanitas.  Ia  bergerak  berdasarkan  gerak  yang telah  disusun  dan  ditata.  Ukuran  keberhasilan  siswa  SMA  dalam  menari  apabila anak  tersebut  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Di  dalam  proses  pembelajaran  tari,  guru  harus  dapat  menciptakan suasana kebebasan bergerak kepada anak didiknya. Guru  diharapkan  membimbing  siswa  dapat  mengungkapkan  cara  bergerak mereka  sendiri  yang  unik  sesuai    dan  cara  bergerak sesuai  dengan  perasaannya. Bentuk  kegiatan  guru  dalam  membimbing  anak  didiknya  belajar  menari,  adalah: (1)  latihan  mempersiapkan  tubuh  sebagai  alat  ekspresi, (2)  latihan  gerak  kepala, tangan,  badan,  dan  kaki  untuk  menumbuhkan  kesadaran  kepada  anak  didiknya bahwa  seluruh  anggota  badan  merupakan  sumber  gerak tari, (3)  latihan  bergerak dengan  ritme  untuk  tujuan  memperkenalkan  dan  membiasakan  anak  menanggapi birama, tempo dan frase dalam musik iringan tarinya, (4) latihan bergerak dengan arah  untuk  tujuan  membiasakan  anak  dapat  cepat  menyesuaikan  dengan  tempat menari, (5) latihan  bergerak  dengan  membentuk  formasi  untuk  tujuan  melatih konsentrasi,   dapat   cepat   menyesuaikan   dengan   tempat   menari   dan   melatih kemampuan bekerja sama dalam kelompok.

Pembelajaran  merupakan  salah  satu  cara  yang  dilakukan  seseorang  untuk dapat    menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Proses penerimaan pembelajaran  akan  berpengaruh  terhadap moral dan kepribadian siswa dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran akan sampai pada siswa bila didukung dengan komponen-kompenen   yang   terdapat   dalam proses pembelajaran.  Komponen  tersebut  meliputi  materi,  media,  metode,  evaluasi,  dan tujuan   pembelajaran.   Semua   itu   saling   mendukung   apabila   terjadi   suatu komunikasi  yang  dipahami  oleh  semua  pihak,  termasuk  guru  dan  peserta  didik yang terkait dalam proses pembelajaran. Proses  pembelajaran  akan  berjalan  dengan  baik  apabila  semua  komponen dapat  saling  berkesinambungan  dengan  pola  komunikasi  yang  dapat  dipahami, yaitu dengan pemilihan komponen pembelajaran yang tepat sehingga tujuan yang direncanakan  dapat  tercapai.  Salah  satu  komponen  pembelajaran  adalah  materi pembelajaran,  pemilihan  materi  dalam  setiap  mata  pelajaran  telah  diatur  dalam kurikulum  sesuai  dengan  tingkatan  sekolah.  Berbagai  pengetahuan  diberikan kepada  siswa  untuk  dipelajari,  salah  satunya  adalah  pembelajaran  seni.  Melalui pembelajaran  seni,  kepekaan  seseorang  terhadap  keindahan,  kesopanan,  sikap saling  menghargai,  sensitivitas  pada  lingkungan  sekitar  baik  di  bidang  seni maupun  bidang  lainnya  akan  cukup  berpengaruh  terhadap  kehidupannya.  Juju Masunah mengungkapkan bahwa: 

Tujuan  dari  pendidikan  seni  adalah  untuk  menumbuhkan  kemampuan mengapresiasi  seni  dan  budaya  bagi  perserta  didik. Melaui  pendidikan  seni  fisik dan  psikis  siswa  dapat  dibantu  perkembangkannya  secara  seimbang.selain  itu diharapkan  sikap  apresiatif  masyarakat,  khususnya  generasi  muda  dapat  tumbuh terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia.  Sikap   apresiatif   siswa   dapat   ditumbuhkan   salah   satunya   dengan pembelajaran pendidikan seni. Di dalam pelajaran pendidikan seni terdapat unsur-unsur seni yang dipelajari diantaranya adalah seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni  drama  atau  teater,  yang  saling  berhubungan.  Bila  semua  unsur  dipelajari dengan baik maka dapat membantu terwujunya keseimbangan perkembangan fisik dan psikis siswa. Dengan pembelajaran seni tari yang terpadu, siswa dapat dilatih perkembangan fisik dan psikisnya.  Melalui  pembelajaran  seni  tari,  guru  dapat  mengembangkan  bakat  dan kemampuannya  dalam  hal  bergerak  maupun  berfikir,  pada  akhirnya  siswa  akan mengerti   dan   memahami   materi   yang   diberikan,   tetapi   guru   tidak   hanya menyampaikan bahan ajar, guru juga dituntut pula untuk bisa menggali bakat dan kreativitas yang dimiliki siswa. Kenyataan  di  lapangan  proses  pembelajaran  yang  telah  dirancang  dengan baik tidak sepenuhnya dapat menjamin keberhasilan proses belajar mengajar. Hal tersebut  dapat  dilihat  dari  berbagai  hal,  diantaranya:  guru  kurang  memahami dalam mengajar, sarana dan prasarana yang mendukung pada proses pembelajaran serta   hal   lainnya.   Kondisi   tersebut   tentu   saja   kegiatan   pembelajaran   yang dilakukan  kurang dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang dimiliki oleh siswa.  Siswa  cenderung  pasif  dalam  mengikut  pelajaran,  sehingga  hakikat  dari tujuan pendidikan kurang optimal.

Pada  proses  pembelajaran  seni  tari  guru  cenderung  mendemontrasikan gerak-gerak  pokok  saja  dan  siswa  mengikutinya  tanpa  mengetahui  makna  dan tujuan  dari  tarian  tersebut.  Oleh  karena  itu  perlu adanya  suatu  cara  yang  baru untuk  mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya menggunakan metode pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi yang dilakukan.  Peneliti mengaplikasikan pembelajaran tari melalui Media social tik tok. Tik tok adalah  sebuah  media  audio  visual yang berupa  video dan  foto  yang  di  buat  dengan  disandingkan  berbagai  music.  Media  ini  adalah sebuah  media  yang  menyebarluaskan  berbagai  kreatifitas  dan  keunikan  setiap penggunanya dengan melalui gerakan tari. Media social tik tok ini merupakan media social yang memberikan efek special yang unik dan menarik yang bisa digunakan  oleh para pengguna nya. Media  social ini  dapat  membuat  pengguna  (peserta  didik) merasa  senang,  karena video-video tari yang  mereka  buat  dengan  berbagai  music. Dengan  menggunakan media  tersebut  setiap  penggunanya  pun  tidak  bisa  hanya  sekali  dua  kali  karena begitu senang nya mereka menggunakan media social tiktok. Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk   menciptakan proses pembelajaran seni tari yang menyenangkan, salah satunya adalah melalui penggunaan media dalam pembelajaran.

Dalam  hal  ini guru  harus  dapat  memilih media  pembelajaran  yang  tepat  untuk  menciptakan  proses  pembelajaran  yang kondusif. Teknologi  pembelajaran  tumbuh  dari  praktek  pendidikan  dan  gerakan komunikasi melalui aplikasi tiktok. Teknologi Pembelajaran semula   dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu  aplikasi tik tok. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling  berkepentingan, yaitu psikologi pembelajaran, pendekatan sistem dalam pendidikan dan media dalam pendidikan.Media  yang  digunakan  sebagai  rangsangan  keterampilan  menari  siswa yaitu   dengan  menggunakan media aplikasi tiktok. Dalam bidang komunikasi, pengertian media aplikasi tiktok berarti wadah  atau  sarana  komunikasi untuk menuangkan kreatifitas.  Media komunikasi   sangat   berperan   dalam   mempengaruhi   perubahan   masyarakat.  Selain  itu,  peran  guru  yang biasanya mendemonstrasikan gerak, dapat menggunakannya sebagai media bantu dalam  membimbing  siswa  secara  menyeluruh,  materi  pembelajaran  yang  dibuat ke dalam aplikasi tiktok yang bisa dipelajari di rumah sehingga siswa dapat terus berlatih tanpa mengandalkan pertemuan di kelas saja. Kekurangan  dalam  penggunaan  media  pembelajaran  berupa  audio  visual yaitu  terbatasnya  ruangan  yang  dapat  dipergunakan  untuk  kebutuhan  tersebut yaitu harus ruangan khusus dan lengkap dengan multi media itu sendiri.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.2 Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang di atas maka di peroleh rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

1.2.2 Bagaimana hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

 

1.3 Tujuan Penelitian

            Berdasarkan rumusan masalah di atas maka di peroleh tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Mendeskripsikan penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

1.3.2 Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

 

1.4 Manfaat Penelitian

            Hasil dari penelitian ini di harapkam dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Penelitian ini dapat menambah referensi dan wawasan yang lebih untuk peneliti tentang penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung

1.4.2 Bagi guru di harapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas dan bervariasi untuk mencapai hasil belajar siswa secara optimal dengan memanfaatkan teknologi yang semakin hari semakin berkembang

1.4.3 Bagi siswa di harapkan dengan adanya penelitian ini siswa dapat termotivasi dalam belajar dan dapat mencapai hasil belajar yang optimal

1.4.4 Bagi mahasiswa di harapkan penelitian ini di jadikan motivasi untuk penelitian selanjutnya

 

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini mencakup pbjek, subjek, tempat dan waktu penelitian sebagai berikut:

1.5.1 Objek Penilitian

            Objek dalam penelitian ini adalah media tik-tok

1.5.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang mengikuti Ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung

            1.5.3 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMAN 1 Seputih Agung jalan Panca Bhakti kecamatan Seputih Agung kabupaten Lampung Tengah

            1.5.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan selama satu bulan penelitian dengan pertemuan sebanyak empat kali

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Penelitian Terdahulu

Aji Wisnu Nugroho (2018) dalam jurnal yang berjudul Aplikasi tik tok sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Fokus penelitian ini membahas tentang aplikasi tik tok yang di gunakan dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah Aplikasi Tik Tok bersama dengan pengunaan metode dan teknik yang tepat, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dengan fiturnya yang beragam dan kemudahan dalam pengoperasian, maka pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diimplemtasikan dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Penelitian ini relevan di jadikan referensi karena memiliki kesamaan pada penggunaan media pembelajaran menggunakan aplikasi tiktok. Adapun perbedaannya terletak pada materi pembelajaran yang di teliti.

Ni Made Dian Widiastuti (2018) dalam jurnal yang berjudul Inovasi Aplikasi Media Pembelajaran Tari Bali Berbasis Android. Penelitian ini membahas tentang penggunaan aplikasi yang ada dalam android sebagai pembelajaran tari cendrawasih. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi pembelajaran tari Bali berbasis android merupakan aplikasi yang menampilkan bentuk gerak tari Cendrawasih yang disusun secara sistematis dan terstruktur dengan menggunakan android studio untuk menjalankan media ke dalam smartphone bersistem operasi android. Penelitian ini relevan di jadikan referensi karena memiliki kesamaan pada penggunaan media berbasis aplikasi dari android. Adapun perbedaanya terletak pada media yang di gunakan dalam pembelejaran penggunaan aplikasinya tidak sama.

Putri Mariani (2019) dalam skripsi yang berjudul Penggunaan Media E-Learning Dalam Pembelajaran Tari Sigegh Pengunten Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari SMA YADIKA Bandar Lampung. Hasil Pada saat media e-learning digunakan guru memberikan stimulus kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa. Siswa mampu merespons stimulus itu dengan baik, sehingga siswa mengalami perubahan dalam proses dan hasil pembelajaran. Skripsi ini relevan di jadikan referensi karena memiliki kesamaan dalam metode yang di gunakan karena menggunakan media elektronik dalam proses pembelajaran tari. Adapun perbedaannya terletak pada media yang di gunakan dalam pembelajaran tari.

2.2 Media Sosial Tik Tok

Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. (Rulli Nasrullah, 2012:11) Karakteristik umum yang dimiliki setiap media sosial yaitu adanya keterbukaan dialog antar para pengguna. Sosial media dapat dirubah oleh waktu dan diatur ulang oleh penciptanya, atau dalam beberapa situs tertentu, dapat diubah oleh suatu komunitas. Selain itu sosial media juga menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi. Seperti diketahui, sebelum muncul dan populernya media sosial, kebanyakan orang berkomunikasi dengan cara sms atau telpon lewat handphone. Namun sekarang dengan adanya media sosial, orang cenderung berkomunikasi lewat layanan obrolan (chat) atau berkirim pesan lewat layanan yang tersedia di media sosial. Arus perkembangan tenologi ini bagaimana pun tak akan bisa kita bending, sebagian besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai situs jejaring sosial tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan aplikasi Tik Tok menjadi primadona, digandrungi dan menarik minat para milenial, yang mayoritas anak usia sekolah. Tik Tok dapat diolah menjadi media pembelajaran yang menarik dan interaktif

2.3 Media Pembelajaran

Menurut I Wayan Santyasa (2007: 3), proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Guru dalam mengajar harus menggunakan media secara efektif dan mencari, menemukan, serta memilih media yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar. Sehingga dapat menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Karaketristik ini antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang pengalamannya serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya. Aplikasi Tik Tok dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif. Karena Aplikasi Tik Tok memenuhi kebutuhan belajar siswa, aplikasi Tik Tok menarik minat siswa karena keterbaharuannya, dan memiliki banyak fitur yang dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Dan yang terakhir aplikasi Tik Tok ekuivalen dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik peserta didik yang merupakan generasi milenial, yang lekat dan dekat dengan dunia digital khususnya gawai.

2.4 Ekstrakulikurer

Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tersebut sejalan dengan pernyataan Wahjosumidjo (2008: 256) yang mendefinsiikan ekstrakurikuler sebagai kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai materi pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah.

2.5 Kerangka berfikir

Di dalam proses pembelajaran tari, guru harus dapat menciptakan suasana kebebasan bergerak kepada siswa didiknya. Guru diharapkan membimbing siswa dapat mengungkapkan cara bergerak mereka sendiri yang unik sesuai dan cara bergerak sesuai dengan perasaannya. Kemampuan guru tari kreatif lebih cenderung berkaitan dengan visi misi sekolah yang dikembangkan sehingga tari kreatif lebih menyesuaikan dengan sekolah masing-masing. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta (KBBI, 2001 :559). Moustakis (1978) mengemukakan kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam dan orang lain. Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran diharapkan dapat memilih baik metode maupum media pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Aplikasi Tik Tok bersama dengan pengunaan metode dan teknik yang tepat, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk pembelajaran tari. Dengan fiturnya yang beragam dan kemudahan dalam pengoperasian, maka pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diimplemtasikan dalam pembelajaran tari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

3.1       Metode Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian yang berisi tentang rancangan pelaksanaan penelitian mulai dari mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data agar terlaksana secara sistematis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan proses peserta didik dalam mempelajari tari kiamat dalam pendidikan nonformal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013:3). Jenis penelitian deskriptif analisis kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan secara rinci mengenai fakta yang ada di lapangan terkait proses penggunaan media tik-tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap-tahap secara sistematis agar diperoleh data yang sistematis pula. Terdapat empat tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mulai tahap pra-lapangan, lapangan, analisis data, dan penulisan laporan (Moleong, 2011:85). Tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Enam langkah yang dilakukan dalam tahap pra- lapangan, yaitu:

a. Memilih Sekolah yaitu di kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 SEPUTIH AGUNG

b. Permohonan izin kepada pihak Sekolah agar penelitian ini dapat dilaksanakan di Sekolah tersebut. Permohonan ini berupa surat penelitian pendahuluan dan surat izin penelitian.

c. Melakukan observasi awal terhadap pelatih dan peserta didik yang melaksanakan proses pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari

d. Melakukan wawancara kepada narasumber dan pelatih ekstrakulikuler tari

e. Menyusun rancangan penelitian setelah mengetahui permasalahan yang terletak pada proses penggunaan media tik-tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian yang akan digunakan selama proses penelitian. Perlengkapan tersebut berupa lembar pengamatan peserta didik, lembar pengamatan pelatih, dan alat dokumentasi.

 

3.2 Fokus Penelitian

Fokus kajian dalam penelitian ini tertuju pada bagaimana pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari menggunakan media tik tok. Objek formal dalam penelitian ini yaitu hubungan penggunaan media tik tok dengan siswa tari, sedangkan objek material yaitu pembelajaran tari.

3.3 Tempat penelitian

Penelitian berkaitan dengan Penggunaan media tik-tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 SEPUTIH AGUNG yang berada di kebupaten lampung tengah. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang masih rutin dan aktif dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler terkhusus dibidang seni tarinya. Berkenaan dengan hal tersebut maka pengambilan data penelitian ini dilakukan kepada sekolah yang benar-benar aktif dalam hal tersebut, sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi sebagai sumber data dalam penelitian ini.

3.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2014:308)

3.5 Observasi

Peneliti bertindak sebagai pelatih dan pengamat (observasi partisipasi) pada kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 Seputih Agung yang bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi untuk menunjang proses penelitian. Observasi dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan sehari-hari pembelajaran tari siswa yang sedang diamati atau yang digunakan sebagaisumber data penelitian, dengan observasi ini maka data yang didapat akan lebih lengkap, sampai mengetahui pada tingkat mana setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2014:204).

Observasi ini guna memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang dilihat baik untuk pelatihan dan tenaga pendidik (pelatih), sarana dan prasarana ataupun metode yang digunakan. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler tari SMA N 1 Seputih Agung sesuai dengan batasan penelitian. Pada proses observasi lebih ditekankan pada pengamatan peserta didik saaat melakukan proses pelatihan.

3.6 Wawancara

Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi langsung alatpemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau manifest (Sutrisno Hadi, 1989:192 ) Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran ekstrakulikuler tari. Selanjutnya wawancara dengan siswa untuk mendapatkan data mengenai latar belakang dan kemampuan masing-masing siswa dalam menari serta hasil dari pembelajaran tari sebelum menggunakan media sebagai penunjang dalam meningkatkan kreativitas gerak pada siswa. Selanjutnya wawancara dengan kepala sekolah dan waka kurikulum untuk mendapatkan data mengenai pembelajaran ekstrakulikuler tari yang diterapkan di SMAN 1 Seputih Agung.

 

3.7 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 329). Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa gambaran umum lokasi penelitian, foto dan video proses saat pemeljaran ektrakulikuler tari. Dokumentasi berupa foto dan video pembelajaran tari yang digunakan untuk melengkapi data primer hasil wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti juga melakukan pengambilan data berupa gambar visual yang dilakukan melalui pendokumentasian gambar objek dalam bentuk foto dan video mengenai proses pembelajaran tari menggunakan kamera digital yang dapat menjadi acuan penelitian. Foto dan video tersebut selanjutnya menjadi bahan pengamatan untuk memahami lebih mendalam terhadap objek penelitian.

 3.8      Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian in menggunakan kriteria derajat kepercayaan data (credibility). Menurut Sundari, T (2001) derajat kepercayaan data atau validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Derajat kepercayaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi (triangualtion) menurut Bachri, B.S. (2010) yaitu suatu pendekatan analisa data yang mensintesa dari berbagai sumber.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Menurut Bachri, B. S. (2010) triangulasi sumber yaitu membandingkan, mencek ulang serajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Teknik triangulasi sumber yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai langkah, yaitu sebagai berikut wawancara, observasi, dokumen. Sumber yang dimaksud dalam hal ini adalah guru/pelatih esktrakulikuler tari, dan seluruh siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tari. Dari kedua sumber tersebut selanjutnya dilakukan kroscek untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan keabsahannya.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan model analisis interaktif seperti yang diungkapkan Miles dan Huberman (dalam Nugroho & Dwijayanti,2016). Yaitu proses analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu : tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Agar lebih jelas, maka akan dipaparkan keempat tahap dalam proses analisis data sebagai berikut :

 

 

Gambar 3.1 Komponen analisis data model Miles & Huberman (Nugroho & Dwijayanti, 2016)

3.9.1 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dialami, dan temuan tentang apa yang dijumpai selama penelitian yang merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Data yang dimaksudkan adalah data yang berhubungan dengan permasalahan tentang Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung

 

3.9.2 Reduksi Data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian di lapangan sebagai bahan mentah dirangkum, direduksi, kemudian disusun supaya lebih sistematis untuk mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh apabila diperlukan kembali. Langkah selanjutnya adalah penyusunan data hasil reduksi dalam bentuk satuan-satuan (Nugroho & Dwijayanti, 2016). Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Langkah pertama peneliti ialah mengumpulkan data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai bagaimana proses penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung

 Langkah kedua yaitu menyeleksi data kemudian di klarifikasi sesuai dengan permasalahan penelitian.

Langkah ketiga yaitu memilih data yang relevan dengan sasaran penelitian yaitu mengenai bagaimana proses penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung.

Langkah keempat menyederhanakan yaitu dengan cara menguraikan data. Selanjutnya data dianalisis sehingga memperoleh data yang matang sesuai dengan sasaran penelitian mengenai bagaimana proses penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung

 

3.9.3 Display atau Penyajian Data

Data penelitian mengenai akan penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari disajikan secara deskriptif baik dalam bentuk kata-kata maupun dalam bentuk gambar, tabel dan diagram. Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata hasil wawancara dengan guru/pelatih ekstrakurikuler tari dan seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler, gambar atau foto-foto hasil dari observasi peneliti dari proses penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler maupun yang berasal dari dokumentasi-dokumentasi milik sekolah, guru dan siswa dll., serta grafik dan tabel yang berhubungan dengan bagaimana proses penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung.

 

3.9.4 Display atau Penyajian Data

Tahap penarikan kesimpulan ini menyangkut interpretasi peneliti, yaitu penggambaran makna dari data yang ditampilkan. Peneliti berupaya mencari makna dibalik data yang dihasilkan dalam penelitian serta menganalisa data kemudian membuat kesimpulan. Data-data yang sudah di reduksi dan disajikan dalam susunan yantg sistematis tersebut kemudian dianalisa guna menghasilkan sebuah kesimpulan dari penelitian mengenai

1. Bagaimana penggunaan media tik tok dalam pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

2. Bagaimana hasil pembelajaran tari menggunakan media tik tok pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Seputih Agung?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN 1.

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS GERAK PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER TARI DI SMA N 1 SEPUTIH AGUNG

 

PEDOMAN OBSERVASI

Pengamatan (observasi) yang dilakukan dalam penelitian ini secara umum ialah mengamati pembelajaran ektrakulikuler tari di SMAN 1 SEPUTIH AGUNG beserta ruang lingkup dan unsur lain yang berperan penting di dalamnya dengan beberapa aspek yang diamati sebagi berikut :

Gambaran Umum SMAN 1 SEPUTIH AGUNG

·         Profil

·         Visi Misi

·         Kurikulum yang digunakan

·         Data guru dan data siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tari

Kegiatan Ektrakulikuler Tari

·         Proses kegiatan tari

·         Aktivitas guru

·         Aktivitas siswa sebagai penari

Bentuk Ekstrakulikuler Tari

·         Pengenalan ragam gerak tari

·         Teknik dasar gerak tari

·         Presentasi/praktek

Peran Pendukung Dalam Proses Kegiatan Ektrakulikuler Tari

·         Peran guru

·         Peran siswa

·         Peran kepala sekolah

·         Peran wali murid

·         Peran anggota keluarga

 

 

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan kepada kepala sekolah, waka kurikulum, guru seni budaya, dan siswa secara langsung dengan beberapa aspek yang diwawancarai sebagai berikut :

Pembelajaran ektrakulikuler tari di SMAN 1 SEPUTIH AGUNG

1. Tari apa sajakah yang sudah dipelajari ?

2. Bagaimana proses pembelajaran tari  yang dilakukan ?

3. Metode apa yang digunakan saat proses pembelajaran tari?

4. Bagaimana Respon siswa terhadap pembelajaran tari? apakah ada yang mengeluh ?

5. Bagaimana latar belakang kemampuan siswa dalam menari ?

6. Apakah semua siswa sudah memahami dan bisa mempraktikan tari yang dipelajari ?

7. Apakah siswa sudah bisa mengkreasikan sendiri gerakan dalam tari ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sendy, Cecilia. 2016. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Awal. Yogyakarta : Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Rasyidah, Dyah. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Dan Jenis-Jenis Media Sosial Terhadap Intensitas Belajar Pai Siswa Kelas Viii Di Smp N 3 Karangdowo Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017 . Surakarta : Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta Skripsi

            Dahliyana, Asep. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

            Dalam http://www.definisi-pengertian.com/2015/10/definisi-pengertian-mediapembelajaran-ahli.html. Diakses tanggal 12 April 2020 pukul 20.50 WIB.

Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46-62.

Nugroho, A. A., & Dwijayanti, I. (2016). Proses berpikir mahasiswa ditinjau dari kemampuan metakognitif awal dalam pemecahan masalah matematis.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Alfabeta. Bandung. 334 hlm.

Soedarni, T. (2001). Pengujian keabsahan data penelitian kualitatif. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI.

 

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment